Akademisi Soroti Kurangnya Public Speaking Paslon dalam Debat Publik Pilkada Kota Tasikmalaya

Akademisi Soroti Kurangnya Public Speaking Paslon dalam Debat Publik Pilkada Kota Tasikmalaya

Akademisi yang juga Budayawan Tasikmalaya, Bode Riswandi, soroti public speaking paslon saat Debat Publik Pilkada, Sabtu 2 November 2024. ayu sabrina / radar tasikmalaya--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Bode Riswandi, dosen Universitas Siliwangi, mengidentifikasi beberapa kelemahan dalam debat publik pertama calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya yang berlangsung pada Sabtu malam 2 November 2024. 

Menurutnya, kelima pasangan calon belum memanfaatkan waktu debat selama empat jam dengan baik untuk menampilkan citra positif melalui keterampilan public speaking.

Bode menilai bahwa para kandidat belum menunjukkan usaha maksimal dalam presentasi mereka. 

“Mungkin pada debat pertama ini mereka masih bersiap, tetapi dari segi gestur, keseriusan dalam menyampaikan argumen belum terlihat,” tuturnya usai menonton debat.

BACA JUGA:Tragedi di Kota Tasikmalaya: Satu Pelajar Hilang Terseret Arus Saluran Irigasi

Ia percaya bahwa perdebatan akan semakin menarik di sesi kedua yang dijadwalkan pada 14 November mendatang. 

“Sikap para Paslon saat saling bertanya dan menjawab menunjukkan bahwa membaca teks bukanlah cara yang efektif dalam debat. Ini hanya persiapan awal untuk debat yang akan datang,” jelas Bode.

Ia juga mencatat bahwa para calon terlihat terlalu bergantung pada catatan saat menyampaikan materi debat

“Mengandalkan tulisan tidaklah cukup; momen di panggung debat seharusnya digunakan untuk memperkuat citra di depan publik,” tambahnya.

BACA JUGA:31 TPS Rawan Bencana dan Blank Spot di Pilkada Kabupaten Tasikmalaya, Polres Siapkan Antisipasi Khusus

Sebagai akademisi, Bode merekomendasikan agar para kandidat mengikuti pelatihan public speaking sebelum debat selanjutnya. 

“Penting untuk mengadakan coaching clinic bagi calon agar tidak terhambat oleh teks saat berinteraksi dengan publik,” ujarnya.

Bode juga menunjukkan keprihatinannya terhadap beberapa jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan. 

“Ada yang berhasil menjawab dengan baik, tetapi banyak pula yang tampak tidak memahami pertanyaan. Hal ini dapat dilihat oleh penonton,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: