5.973 Pendamping Keluarga Dikerahkan untuk Turunkan Angka Stunting di Kabupaten Garut

5.973 Pendamping Keluarga Dikerahkan untuk Turunkan Angka Stunting di Kabupaten Garut

Kegiatan Pendampingan TP PPK di Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut, Selasa 19 Maret 2024. agi sugiana / radar tasikmalaya--

5.973 Pendamping Keluarga Dikerahkan untuk Turunkan Angka Stunting di Kabupaten Garut

GARUT, RADARTASIK.COM - Masalah stunting menjadi pekerjaan rumah yang harus dihadapi bersama serta dikolaborasikan untuk mempermudah penurunan angkanya di Indonesia khususnya di Kabupaten Garut.

Angka Stunting di Kabupaten Garut selama dua tahun terakhir ini mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada awal 2022 angka stunting di Garut mencapai 35,2 persen, dan kini turun menjadi 22 persen pada 2023.

Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Garut terus bergerak melakukan langkah penurunan angka stunting ini. 

BACA JUGA:Kasus DBD Mulai Meningkat di Kota Tasikmalaya, 8 Pasien Harus Dirawat saat Ramadhan

Salah satunya dengan melakukan Orientasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) se-kabupaten Garut. Hal ini dibenarkan Kepala Dinas PPKBPPPA, Yayan Waryana.

Kata dia, ada sekitar 5.973 orang pendamping keluarga yang turut serta dikerahkan membantu penurunan angka stunting ini di Kabupaten Garut. 

"Jumlahnya 1.991 tim yang terdiri dari 3 unsur (yaitu) nakes, PKK dan kader KB, sehingga jumlah totalnya 5.973 orang pendamping keluarga," katanya, Selasa 19 Maret 2024.

Maksud dari pelaksanaan orientasi tim pendamping keluarga ini, terang dia, adalah memberikan pembekalan kepada tenaga kesehatan, kader TP PKK, kader KB atau kader Yandu dalam mendeteksi dini faktor-faktor yang beresiko stunting. Baik secara spesifik maupun secara sensitif.

BACA JUGA:Jalan Desa Waringinsari Kota Banjar Terpasang Puluhan Spanduk dan Baliho, Ada Apa?

Ia menuturkan kegiatan pendamingan ini dilaksanakan selama 10 hari di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Garut. "Diselenggarakan dari 13 Maret 2024 sampai 22 Maret 2024, selama 10 hari," bebernya.

Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin menuturkan, pihaknya ingin menciptakan generasi masa depan yang gemilang. Hal itu harus dimulai dari ketahanan keluarga yang bisa menciptakan manusia yang unggul yang tidak stunting.

Ia menyampaikan langkah itu harus dilakukan dari awal atau sebelum masa perkawinan. "Itu ada yang harus dilakulan di bidang kesehatan, dibidang pendidikan, dan bidang keagamaan," tuturnya.

Barnas menandaskan, Indonesia ini mempunyai target pada 2045 menjadi Indonesia Emas. Namun jika anak mudanya tidak sehat bagaimana bisa nantinya untuk mencapai target Indonesia Emas pada 2045.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: