Miris! Selama 10 Tahun Siswa SDN Tamanggung Kecamatan Bojongasih Kabupaten Tasikmalaya Belajar Lesehan

Miris! Selama 10 Tahun Siswa SDN Tamanggung Kecamatan Bojongasih Kabupaten Tasikmalaya Belajar Lesehan

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Dunia pendidikan di Kabupaten Tasikmalaya sepertinya memiliki permasalahan yang belum bisa diselesaikan hingga saat ini. Baik permasalahan sarana maupun prasarana. 

Hal itu seperti yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tamanggung Kampung Magelang, Desa Toblongan, Kecamatan Bojongasih, Kabupaten Tasikmalaya. Karena tidak memiliki mebeler yang memadai, siswanya terpaksa belajar lesehan setiap hari.

Tak tangung-tangung, proses pembelajaran dengan cara lesehan itu berjalan selaman 10 tahun di sekolah tersebut. Artinya proses pembelajaran seperti itu terjadi sejak tahun 2014 lalu. 

BACA JUGA:Kabar Baik Buat Madu Kelulut Kampung Dumaring, Dr Wida: Sebanding dengan Madu dari Luar Negeri

"Mebeler seperti bangku dan kursi di sekolah ini rusak parah sehingga tidak bisa dipergunakan kembali. Siswa terpaksa harus belajar lesehan tanpa alas duduk," ujar Operator Sekolah Sekaligus Guru SDN Tamanggung, Asep Sugianto saat dihubungi, Selasa 9 Januari 2023.

Akibat mebeler berupa kursi dan bangku sudah dalam kondisi rusak parah dan disimpan di gudang, siswa kelas IV dan kelas V harus belajar dengan lesehan atau belajar di lantai. 

Sedangkan untuk kelas lainnya yakni kelas I, II, III dan VI, menggunakan mebeler kursi dan meja yang sudah diperbaiki seadanya, yaitu bagian kaki kursi dan meja. Itu pun dipakai satu meja oleh tiga siswa. 

"Sejak tahun 2014 Pak rusaknya. Sebagian besar mebeler sudah tidak bisa dipergunakan. Kalau yang masih bisa digunakan bangku dipakai bertiga oleh siswa," terangnya.

BACA JUGA:UPDATE Uji Coba Persib dari Bojan Hodak, Mulai Calon Lawan dan Lokasi Pertandingan

Asep menjabarkan, selain mebeler yang rusak, ada permasalahan lainnya juga dialami oleh SDN Tamanggung. Yakni kekurangan ruang kelas. Saat ini, dengan jumlah 83 siswa, ruang kelas yang tersedia hanya ada 4 ruangan. 

"Untuk siswa yang tidak mendapatkan kelas terpaksa belajar di rumah dinas kepala sekolah," bebernya.

Hingga saat ini SDN tersebut tidak mendapatkan bantuan rehab ruang kelas baru. Ruang kelas yang ada saat ini dipakai belajar oleh kelas IV. 

Sedangkan kelas III terpaksa harus belajar di rumah dinas kepala sekolah, tanpa mebeler apapun. Sedangkan kelas II terpaksa bergeliran dengan kelas I. 

Sumber: