Fabio Capello Merasa AC Milan Melakukan Perjudian Besar dengan Memecat Paolo Maldini
Paolo Maldini -Tangkapan Layar Instagram @paolomaldini-
RADARTASIK.COM - Fabio Capello menilai pemecatan Paolo Maldini pada musim panas lalu sebagai sebuah perjudian besar bagi AC Milan, seperti yang diungkapkannya dalam wawancara dengan media Italia, La Gazzetta dello Sport.
Dalam pandangannya, ketika sebuah kelompok manajemen membuat keputusan, itu mencerminkan keyakinan mereka akan kebaikan pilihan tersebut.
Meskipun mengakui kemampuan Paolo Maldini dan Massara dalam menjalankan tugas mereka dengan baik, Capello merasa terlalu banyak yang dipertaruhkan dalam keputusan ini.
"Jika sebuah kelompok manajemen membuat suatu keputusan, itu berarti mereka yakin akan kebaikan pilihan tersebut," kata Capello.
BACA JUGA:Nasihat Capello untuk AC Milan: Tidak Masuk Akal Mengganti Pioli, Perbaiki Mesin Tim
"Di luar kemampuan Maldini dan Massara, yang menjalankan tugas mereka dengan baik, sekarang pertanyaannya adalah bagaimana kita melangkah ke depan, karena saya ulangi, masih banyak yang dipertaruhkan," lanjutnya.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan La Repubblica, Paolo Maldini mengungkapkan bahwa pemilik AC Milan, Cardinale, ingin memecatnya sejak lama, namun tidak dapat melakukannya karena tim meraih scudetto dua tahun lalu.
Dalam percakapan tersebut, Paolo Maldini pertama kali membahas mengapa ia memilih untuk berbicara tentang pemecatan dari AC Milan pada saat ini.
"Saya akan berbicara terlalu banyak berdasarkan naluri saya. Namun sekarang waktunya telah tiba untuk menganalisis apa yang terjadi dengan ketenangan yang dimungkinkan oleh jarak waktu," kata Maldini sebagaimana dikutip dari Football Italia.
"Saya ingin jujur dan memikul tanggung jawab saya, namun saya ingin segala sesuatunya dipertimbangkan dengan cara yang benar," lanjutnya.
Paolo Maldini juga membantah tuduhan Cardinale yang menganggapnya sebagai seorang 'individualis' dan menjelaskan bahwa ia hanya ingin bertanggung jawab terhadap semua keputusan yang dibuatnya.
"Dia mengacaukan individualisme dengan keinginan untuk bertanggung jawab dalam mengambil keputusan yang diperlukan oleh peran saya dan mungkin dalam membayar konsekuensinya," ujar Maldini.
"Siapa pun yang pernah bermain sepak bola di level tinggi tidak akan terlalu takut gagal karena dinilai setiap tiga hari sepanjang hidupnya," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber