Awal Mula Penanggalan atau Kalender Hijriah (1-Masyarakat Arab Pra Islam)

Awal Mula Penanggalan atau Kalender Hijriah (1-Masyarakat Arab Pra Islam)

Zulhijah alias Bulan Haji termasuk salah satu bulan dalam Kalender Hijriah.-Ilustrasi/Kemenag-

Awal Mula Penanggalan atau Kalender Hijriah (1-Masyarakat Arab Pra Islam)

RADARTASIK.COM – Bagi kaum muslim, mengetahui penanggalan atau kalender hijriah adalah sesuatu yang penting.

Pasalnya, banyak sekali aktivitas ibadah terutama ritual wajib dan sunah yang pelaksanaannya didasarkan pada penanggalan ini.

Beberapa di antaranya puasa wajib pada bulan Ramadan, Hari Raya Idulfitri, ibadah haji, Hari Raya Iduladha, berbagai macam puasa sunah dan sebagainya.

BACA JUGA: HORE! Bapenda Jabar Kembali Diskon PKB dan Hapus BBNKB II, Cek Syarat dan Jadwalnya di Sini

Sistem penanggalan ini diperlukan juga dalam penataan administrasi sehingga dokumen-dokumen penting dapat tersusun secara kronologis.

Sebelum Islam datang, masyarakat Arab menggunakan kalender lunisolar, yakni sistem penanggalan yang mengacu pada bulan namun juga menambahkan pergantian musim di dalam perhitungan tiap tahunnya. Musim gugur dijadikan sebagai patokan awal pergantian tahun.

Kalender ini biasanya ditandai dengan adanya bulan-bulan kabisat beberapa tahun sekali ataupun berturut-turut sehingga jumlah bulan dalam satu tahun dapat mencapai 12 atau 13 bulan.

Untuk membedakan tahun per tahun, masyarakat Arab pra Islam menjadikan peristiwa besar pada tahun tersebut sebagai penanda.

BACA JUGA: Butuh Kebijakan Pembangunan yang Strategis untuk Sambut Kehadiran Tol Getaci di Ibu Kota Kabupaten Tasikmalaya

Misal, ketika Rasulullah SAW terlahir, pada tahun tersebut terjadi peristiwa besar yakni penyerangan pasukan Abrahah yang menunggangi gajah terhadap Ka’bah. Disebutlah tahun tersebut sebagai tahun gajah. 

Begitu juga ketika Ka’bah direnovasi karena terkena banjir besar, maka tahun tersebut disebut tahun renovasi ka’bah.

Jumlah bulan dalam 1 tahun dalam penanggalan masyarakat Arab pra Islam adalah 12 bulan ditambah 1 bulan sisipan. Jumlah hari pada setiap bulan ada yang 29 hari, ada juga yang 30 hari.

Keduabelas bulan tersebut adalah Muharam (bulan yang disucikan), Safar (bulan yang dikosongkan), Rabiul Awal (musim semi pertama), Rabiul Akhir (musim semi kedua), Jumadal Ula (musim kering pertama), Jumadal Akhirah (musim kering kedua), Rajab (bulan pujian), Sya’ban (bulan pembagian), Ramadan (bulan yang sangat panas), Syawal (bulan berburu), Zulkaidah (bulan istirahat) dan Zulhijah (bulan haji).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: