Mengiba Hati, Ini Wasiat Pendaki Gunung asal Temanggung yang Meninggal di Areal Base Camp Puncak Sagara Garut

Mengiba Hati, Ini Wasiat Pendaki Gunung asal Temanggung yang Meninggal di Areal Base Camp Puncak Sagara Garut

Prosesi pemakaman Taat Puji Prihatin, pendaki Gunung Sagara Kabupaten Garut asal Temanggung yang dimakamkan di lokasi pendakian terkahir, Minggu 05 Februari 2023. -Istimewa-radartasik.disway.id

RADARTASIK.COMPendaki Gunung asal Temanggung, Jawa Tengah (Jateng), meninggal saat melakukan tracking ke Puncak Sagara, Kabupaten Garut, Sabtu 04 Februari 2023. 

Korban bernama Taat Puji Prihatin. Pria kelahiran Temanggung, 19 Desember 1965, itu meninggal saat beristirahat di Base Camp Puncak Sagara, Kampung Sagara, Desa Tenjonagara, Kecamatan Sucinaraja, Kabupaten Garut.

Sebelum menghembuskan nafas terakhir, almarhum sempat berkomunikasi melalui pesan WhatsApp dengan Nina Herlina. Tepatnya sekitar 30 menit sebelum hilang kontak. 

Nina Herlina merupakan teman korban. Teman seangkatan semasa menimba ilmu di Institut Pertanian Bogor (IPB). Mereka sama-sama lulus tahun 1990. 

“Tepatnya bulan Desember 90, kami lulus bersama almarhum. Dia teman sekelas namun beda angkatan. Karena setahun tertinggal, jadi almarhum itu ke angkatan kami. Jadinya satu kelas,” ungkap Nina Herlina mengawali perbicangan dengan radartasik.com melalui sambungan telepon, Minggu 05 Februari 2023 siang.

BACA JUGA:11 DAFTAR PEMAIN PERSIB Lawan PSS Sleman, Luis Milla Lakukan Rotasi Pemain, Lord Hehen Kembali Bermain

Kali terakhir berkomunikasi, sambung Nina, saat almarhum berada di Puncak Sagara, Kabupaten Garut, Sabtu 04 Februari 2023. Komunikasi mengalir termasuk disarankan Nina agar tidak melupakan menjaga kondisi kesehatannya.

“Katanya lagi kurang nafsu makan. Dia malah nunjukkin foto bekas biscuite,” tuturnya.

 
Taat Puji Prihatin, pendaki asal Temanggung saat sampai Gunung Sagara Kabupaten Garut.-Istimewa-radartasik.disway.id

“Saran menjaga kesehatan itu karena dia cerita mau berobat di RS Karyadi tanggal 23-24 Februari. Pengobatan jantung,” tambah dia.

Siang tepatnya tengah hari, almarhum sempat mengirimkan foto berada di Puncak Gunung Sagara. Di foto terdapat tanda MT. SAGARA 2132 MDPL. “Itu foto siang. Ada jamnya 13.53,” kata dia. 

Nina menganggap Taat Fuji Prihatin bukan sekadar teman kuliah. Dia menganggap seperti keluarga sendiri. Sehingga almarhum sering berkomunikasi segala hal, termasuk soal pekerjaan. “Istrinya juga sudah meninggal. Dan kami ini sama-sama satu kelas juga dengan istrinya. Sehingga kedekatan dengan almarhum itu juga sampai pada anak-anaknya,” kisahnya. 

Sore menjelang magrib, Nina mendapat pesan kembali. Taat Puji Prihatin mengabari sedang berada di Base Camp Pos Sagara. 

“Katanya sedang istirahat. Itu sekitar pukul 17.10 sampai 17.20 WIB. Nah jam 17.20 itu hanya read centang biru. Lalu jam 17.46 dari hp korban menelepon. Tidak saya angkat karena sedang di jalan. Tiba-tiba chat masuk, isinya agar diangkat karena penting. Korban pingsan,” kisah dia menirukan percakapan dengan petugas pos jaga Sagara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: