Buah Kelapa Sumatera Laku di Pangandaran Jawa Barat, Hasil Produksi Lokal Hanya Mampu 20 Persen

Buah Kelapa Sumatera Laku di Pangandaran Jawa Barat, Hasil Produksi Lokal Hanya Mampu 20 Persen

Buah kelapa Pangandaran atau hasil produksi lokal hanya mampu 20 persen untuk memenuhi kebutuhan produksi PT Pacific Eastern Coconut Utama (PT Pecu) di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.-Deni Nurdiansyah-radartasik.disway.id

PANGANDARAN, RADARTASIK.COM – Pohon kelapa di Kabupaten Pangandaran butuh peremajaan dan penanaman baru, agar bisa meningkatkan hasil produksi

Sejauh ini, buah kelapa Pangandaran atau hasil produksi lokal hanya mampu 20 persen untuk memenuhi kebutuhan produksi PT Pacific Eastern Coconut Utama (PT Pecu) di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan buah kelapa ini, sebetulnya berhasil mencatatkan kinerja positif serta mampu meningkatkan ekonomi masyarakat. 

Hanya saja, kebutuhan harian yang mencapai 150 hingga 160 ribu buah kelapa per hari, itu masih jauh untuk memenuhi kebutuhan produksi jika hanya mengandalkan hasil produksi lokal.

BACA JUGA:Siap-Siap di Ciamis Sistem Parkir Langganan Berlaku, Simak Tarif dan Caranya di Sini 

Sehingga buah kelapa Sumatera laku di Pangandaran Jawa Barat yang memenuhi produksi sampai 80 persen.  

Hal ini diakui Humas PT Pecu Pangandaran, Roni, dimana hasil produksi lokal (buah kelapa), belum mampu mencukupi kebutuhan produksinya. 

"Kelapa dari Pangandaran hanya memasok 20 persen, sisanya didatangkan dari luar daerah," kata dia kepada radar, Selasa 03 Januari 2022.

Menurutnya, 80 persen bahan baku didatangkan dari Sumatera seperti Palembang, Jambi dan Riau. "Harganya (bua kelapa Sumatera) bahkan tidak jauh beda dengan Pangandaran," ucapnya.

BACA JUGA:RS Pertamina Balongan Buka Lowongan Kerja Terbaru untuk Posisi Bagian Kesehatan Lingkungan, Syarat Minimal D3

Selama ini, pihaknya membeli kelapa langsung dari para bandar, dengan harga Rp3 ribu per kilogram. "Sebenarnya harga kelapa ini bisa fluktuatif, kalau harga dari petaninya kurang tahu," jelasnya.

Pihaknya masih belum sanggup jika membeli harga kelapa melebihi Rp3 ribu per kilogram. "Kalau sampai Rp4 ribu masih berat, nanti berpengaruh juga pada produksi," katanya.

Menurut Roni, hasil produksi lokal atau kelapa Pangandaran ukuranya lebih kecil dibanding buah kelapa Sumatera."Itu mungkin karena di Sumatera, pohon kelapa tumbuhnya di lahan gambut, sementara di kita tumbuhnya di area pantai," jelasnya.

Selain itu, kelapa di Sumatera baru dipetik kalau sudah tua atau matang. "Biasanya 3 bulan baru dipetik, bahkan sampai berjatuhan, sementara dikita, 1 bulan juga sudah dipetik," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: