Pelatih Maroko Minta Dukungan Doa Warga Arab dan Afrika Menghadapi Spanyol
Walid Reragui -Tangkapan Layar Twitter Equipe du Muroc-
"Kami menyadari semua pertandingan atau hidup dan mati," katanya kepada Sport dikutip dari Livescore.
"Pertandingan terakhir adalah pertandingan yang sulit. Itu adalah pukulan keras, kami tidak mengharapkan hasil seperti itu melawan Jepang,” ucapnya.
"Untungnya, kami memiliki kesempatan lain. Tetapi jika kami menghilang selama 10 menit, jika Anda terputus, Anda pulang. Jika mereka mencetak gol, itu satu-satunya yang mereka butuhkan," ulas Pedri.
Pada satu titik selama pertandingan terakhir Grup E, Spanyol tampaknya akan angkat koper ketika Kosta Rika malah berbalik unggul menghadapi Jerman.
Pedri mengungkapkan dia tidak dapat fokus dalam pertandingan saat mengetahui hal itu, ia merasa sedih karena harus tersingkir di babak penyisihan grup.
"Saya sedang melihat papan skor," tambahnya.
“Ketika saya melihat Kosta Rika berada di urutan kedua, dan kami tersingkir, saya mencoba mencari gol,” ujarnya.
"Saya tidak menyadari Jerman telah memimpin, dan kami berada di urutan kedua lagi. Saya sangat sedih sepanjang pertandingan," ungkap Pedri.
Melawan Maroko, Spanyol menjadi unggulan menurut kalkulasi Opta Analyst, tim besutan Luis Enrique memiliki peluang 73,47 persen untuk maju dibandingkan dengan 26,53 persen untuk tim Afrika Utara tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: livescore