Kerja Prakerja
Denni Puspa Purbasari (kiri) dan Hengki Sihombing (tengah) ketika podcast bersama Dahlan Iskan.--
“Tidak bisa," ujar Denni. "Sisa uang itu kembali ke Bu Sri Mulyani," tambahnyi.
Pilihan kursus yang paling laris adalah digital marketing, membuat makanan, kecantikan. Peserta yang ambil kursus sampai berseri-seri biasanya langsung ingin berjualan.
Melihat begitu banyak peminat Kartu Prakerja saya langsung berpikir: program ini bisa diteruskan. Siapa pun presidennya kelak. Inilah salah satu warisan baik Presiden Jokowi. Seperti halnya Presiden Jokowi yang juga mewarisi program baik BLT dari pemerintahan sebelumnya.
Seperti BLT, Kartu Prakerja juga dimulai dengan kontroversi yang luar biasa. Sama-sama dicurigai berbau politik kepentingan. Toh akhirnya sangat baik.
Penerus program ini kelak malah tinggal menikmati hasil positifnya. Semua yang pahit-pahit sudah dilewati. Kesalahan-kesalahan awal sudah diperbaiki.
Sukses Kartu Prakerja ini rasanya membuat ada pola lama yang langsung tidak relevan lagi: Balai Latihan Kerja (BLK). Rasanya kalau program Kartu Prakerja ini kian matang, BLK bisa diakhiri.
Kartu Prakerja diberi anggaran sekitar Rp 20 triliun/tahun. Lewat mekanisme IT seperti Kartu Prakerja rasanya seluruh anggaran bisa langsung sampai ke penerima manfaat. Tidak banyak dana yang habis untuk membiayai operasional organisasi.
"Apakah kelak akan kembali menjadi dosen?" tanya saya pada Denni.
"Belum. Ingin menuntaskan program ini dulu," katanyi. "Ini kan pekerjaan dosen juga, hanya beda cara," kata Denni.
"Tapi, kenapa sih diberi nama Denni? Yang mengesankan laki-laki?" tanya saya.
"Mungkin saya bukan anak wanita yang dikehendaki..." kata Denni lantas ngakak. "Banyak yang memanggil saya ''bapak'' saat mulai bicara di telepon untuk kali yang pertama".
"Anda merasa agak tomboy?"
“Sangat! Hahaha... ". (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 30 Novembr 2022: Bukan Dinasti
dabaik kuy
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: