Siti Jenar
--
Pertanyaan terakhir itu tidak pas. Cepat atau lambat ibu itu akan ketahuan. Suara manusia itu sangat khas. Saya bisa membedakan suara Yuni Sara dan Kris Dayanti meski mereka bersaudara. Suara ibu itu akan bisa dikenali oleh orang yang sering komunikasi dengannya. Tetangga, kolega, wali murid atau siapapun. Satu orang curiga, dia akan konfirmasi ke orang lain. Dan tidak akan terbendung beritanya maka akan keluar juga akhirnya. Ibu itu sudah merasa tidak aman karena yang tinggal di sekitarnya sudah mengenali, karena itu minta bantuan keamanan (yang mengusir wartawan). Itulah cerobohnya ibu itu.
Johan
Saya kira bukan inisiatif dia sendiri untuk pergi minta maaf. Ada tekanan dari pihak ISILOP. Awalnya ISILOP kan semangat mendapatkan kesaksian yang menguntungkan pihak mereka. Setelah ditelusuri, asyeem, ternyata cuma konten hoaks. Supaya masalah tidak makin membesar dan berbuntut panjang seperti kasus komentar Ade Armando, maka disarankanlah yang bersangkutan untuk menunjukkan batang hidungnya, dan pergi memohon permintaan maaf kepada keluarga korban. Kadang agak sulit saya pahami, fenomena para netizen ini. Demi konten dan viral, semua kebodohan tidak segan untuk dipamerkan. Ya begitulah. Mungkin sebaiknya perlu diingatkan lagi wejangan dari Mbah MT (bukan Mario Teguh), supaya tidak asal kalau berbicara. "It is better to keep your mouth closed and let people think you are a fool than to open it and remove all doubt." -Mark Twain -
Muin TV
Setelah tragedi Kanjuruhan, muncul suara dari penjual dawet. Bahwa Aremania banyak yang mabuk minuman keras bahkan narkoba. Itu kata penjual dawet. Esoknya, turun tim pencar fakta. Polisi menemukan puluhan botol yang diduga miras di Stadion Kanjuruhan. Klop dengan apa yang dikatakan si penjual dawet. Rupanya.... yang diduga miras itu ternyata ramuan obat PMK untuk sapi. Waduh... Akhirnya si penjual dawet pun muncul dan meminta maaf. Setelah ditelisik, ee... ternyata kader PSI. Di Jakarta mereka ngangon kambing. Di Malang jual dawet. Jual dawet kok malam-malam. Aneh!
Leong putu
Cerbung Diam. ----------------------- .. .. Suami :"..............". Istri :"...............". Suami:"............". Istri :"..............". Suami/Istri :".........". ***Cerita ini mengambil setting lokasi di dalam kamar tidur, waktu : 22.00 wib. Saat anak² sudah pada tidur. --Bersambung--
Mbah Mars
Mikul dhawet uro-uro Numpak mobil mbrebes mili. Itu unen-unen Jawa Koh Liam. Intinya, orang yang merdeka itu ang tidak terlilit hutang.
Mbah Mars
MAYA TILIS Penjual:"Setelah ibu membeli mobil saya, maka ibu harus balik nama" Pembeli:"Apaaa ? Tidak bisa! Tidak mau!" Penjual:"Saya akan kena getahnya dong. Kena pajak progresif" Pembeli:"Itu bukan urusanku" Penjual:"Ibu ini gimana ? hanya balik nama tidak mau! Jika repot bisa menyuruh biro jasa" Pembeli:"Sampai kapanpun saya tidak akan balik nama. Titik !" Penjual:"Kenapa Bu ?" Pembeli:"Sampean apa tidak lihat KTP saya hah ? Namanya MAYA TILIS! Apa kata dunia kalau saya balik nama!
alasroban
Roger-roger Cendol 1,......cendol 1,.....cendol 1 Kedjam nian dikau Bu Tak ada epmatinya sama sekali.
Namu Fayad
Ulul bisa mengenali kebiasaan intel-intel, sedang berkeliaran, karena ia wartawan. Wartawan terbiasa nongkrong dengan polisi. Cara hemat memungut berita, apalagi berita tentang kriminalitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: