Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Unsil Melaksanakan PKM untuk Cegah Anemia pada Remaja Santriwati

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Unsil Melaksanakan PKM untuk Cegah Anemia pada Remaja Santriwati

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi (Unsil) berfoto bersama untuk diabadikan usai melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Pondok Pesantren At Tahdib di Kampung Sindnagkasih, Kelurahan Sukanagara, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikm--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi (Unsil) melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).

Pengabdian Kepada Masyarakat tersebut dilaksanakan di Pondok Pesantren At Tahdib, Kampung Sindnagkasih, Kelurahan Sukanagara, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, Jumat 30 September 2022. 

Tema kegiatan PKM kali ini yaitu Gerakan Makan Buah Lokal untuk Sumber Vitamin C untuk Atasi Anemia pada Remaja Santriwati.

Terlibat dalam Pengabdian Kepada Masyarakat itu yakni, Dr. Lilik Hidayanti, S.KM., M.Si; Dr. H. Asep Suryana Abdurahmat, M.Kes dan Hj. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes.

BACA JUGA: Aturan Baru Kemenkumham: Saat Ini Masa Berlaku Paspor Tidak Lagi 5 Tahun, Tapi... 

Tujuan dari kegiatan PKM tersebut untuk mengenalkan jenis buah lokal kaya vitamin C yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi dan juga untuk memenuhi kecukupan vitamin C dalam sehari-hari. 

"Anemia ini bisa cegah dengan asupan vitamin C yang cukup," kata Dr. Lilik Hidayanti, S.KM usai melaksanakan PKM, Jumat 30 September 2022.

Dr lilik menjelaskan, remaja putri yang hidup di negara berkembang dihadapkan pada sumber daya yang terbatas dan berbagai masalah kesehatan, sehingga perlu adanya pembentukan atau membiasakan remaja untuk membiaskan makan yang baik. 

BACA JUGA: Profil Jenderal Besar TNI AH Nasution yang Lolos dari Pembunuhan Kelompok G30S PKI

"Remaja justru merupakan fase kehidupan dengan pola makan yang buruk. Perubahan dari anak-anak ke remaja juga menurunkan perilaku konsumsi makan yang sehat. Maka kebiasaan makan dan kandungan zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi berdampak pada status gizi remaja," jelas Dr Lilik.

Menurut Dr Lilik, pada remaja sering terjadi kekurangan mikronutrien, yang salah satunya adalah zat besi karena remaja putri rendahnya mengonsumsi makanan. 

“Padahal kebutuhan gizi mereka sangat tinggi untuk menunjang terjadinya growth spurt,” ujarnya. 

Di samping itu, remaja putri juga memasuki periode menarche yang menyebabkan kehilangan zat besi dengan jumlah yang cukup banyak. 

BACA JUGA: Honorer Batal Dihapuskan 2023, Pemerintah Butuh Waktu 3-4 Tahun untuk Menuntaskannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: