Siapa Membunuh Putri (2)

Siapa Membunuh Putri (2)

--

”Bukan jumpa pers, tapi beberapa wartawan ada tadi,” kataku.

”Menarik. Tapi ke ruanganku dulu, Dur, sebentar,” katanya.

”Belum bikin berita, Bang,” kataku.

”Halah, kau kan cepat bikin berita. Sebentar aja kok,” katanya.

Eel bicara amat terstruktur. Seperti berita yang rapi, sudah diedit dan siap di-layout. Dia menyampaikan grup kami bikin koran baru di kota lain di Sumatera. Itu rencana sudah lama disiapkan. Bang Aro, pemred kami akan menjadi pemimpin di koran baru itu. Bang Eel sementara akan menggantikan pekerjaan Pak Aro sebagai pemred ”Metro Kriminal”.

”Wah, selamat ya, Bang!” kata saya. Sebenarnya saya bingung, kenapa dia harus sampaikan itu semua pada saya. Apa hubungannya dengan saya, reporter yang baru kerja enam bulan.

”Nanti dulu bilang selamat,” kata Bang Eel, agak kesal dia, ”...ini tergantung kau...” katanya.

Saya tak paham. Sama sekali tak paham. ”Kok saya, Bang? Saya tak paham nih, Bang...”

”Aku terima tawaran Pak CEO itu, dengan syarat yang aku minta, kau dipromosikan jadi asredpel, merangkap askorlip, kau akan bantu aku,” katanya.

Saya agak syok mendengarnya. Bahagia dan senang tentu saja, membayangkan gaji naik, bangga karena dapat promosi padahal baru enam bulan kerja, tapi gamang, karena belum yakin dengan kemampuan saya. Sementara saya juga belum akrab juga dengan istilah-istilah itu, apa tugasnya, dan yang pasti besar tanggung-jawabnya. Redpel itu redaktur pelaksana. Korlip itu koordinator liputan. As di depan dua kata itu berarti asisten.

”Jangan main-mainlah, Bang. Bukannya harus jadi redaktur dulu? Abang pernah jelaskan ke saya perlu dua tahun minimal di lapangan sebelum jadi redaktur. Ini saya malah jadi....” kataku tak menyelesaikan kalimatku, dia pasti tahu apa yang mau kukatakan.

”...ini serius, Dur. Aku tak main-main. Ah, kau ini,” kata Bang Eel.

”Saya pikirkan dulu, ya, Bang. Boleh, Bang? Saya bikin berita dulu.”

”Oke, nanti malam kita ke Patron’s Cafe, ya... Kita bicarakan di sana. Kalau sambil makan seafood enak kayaknya hati dan pikiranmu lebih terbuka...” kata Bang Eel.

”Tahu aja, Bang! Habis itu lanjut karaoke ya, Bang?” kataku. (bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: