Di Masa Depan, Menurut Presiden Jokowi, Negara Cepat yang Menang, Ini Tiga Fondasi Utamanya

Di Masa Depan, Menurut Presiden Jokowi, Negara Cepat yang Menang, Ini Tiga Fondasi Utamanya

Presiden Joko Widodo menghadiri peresmian pembukaan Silaturahmi Nasional (Silatnas) Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) Tahun 2022 yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, pada Jumat, 5 Agustus 2022. Foto: BPMI Setp--

JAKARTA, RADARTASIK. COM — Di masa depan, kata Presiden Joko Widodo (Jokowi), negara yang cepat mengalahkan negara yang lambat.

Jadi, bukan negara besar yang akan mengalahkan negara kecil ataupun negara kaya yang akan mengalahkan negara miskin.

Maka, kata Presiden Jokowi, agar bisa bersaing dengan negara-negara lain dibutuhkan setidaknya tiga fondasi utama: infrastruktur, hilirisasi dan industrialisasi, serta digitalisasi.

Presiden Jokowi menyampaikan hal itu saat membuka Silaturahmi Nasional (Silatnas) Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) Tahun 2022 di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, pada Jumat, 5 Agustus 2022.

“Satu, infrastruktur. Ini mungkin baru akan terasa nanti lima tahun atau sepuluh tahun yang akan datang, tidak bisa instan kita rasakan sekarang. Tetapi begitu kita berkompetisi dengan negara-negara lain, kalau infrastruktur kita baik, akan kelihatan kita bisa bersaing atau tidak bisa bersaing,” ujar Presiden.

Dalam tujuh tahun ini, kata Presiden Jokowi, telah bertambah 2.042 km jalan tol, 5.500 km jalan nontol, bandara baru 16, pelabuhan baru 18, bendungan baru 38 dan irigasi 1,1 juta hektare. 

“Inilah fondasi kita untuk nanti berkompetisi dengan negara-negara lain. Mungkin tidak bisa kita rasakan instan sekarang, dan nanti efeknya akan ke APBN,” lanjutnya.

Fondasi kedua yakni hilirisasi dan industrialisasi. 

Presiden Jokowi menyoroti ekspor bahan mentah yang telah dilakukan sejak lama, misalnya nikel. 

Menurutnya, nilai ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah pada 2014 hanya mencapai USD1 miliar atau Rp15 triliun dan melompat berkali-kali lipat setelah ekspor tersebut dihentikan.

“Begitu kita stop, 2017 setop (ekspor bahan mentah) nikel, ekspor di 2021 mencapai Rp300 triliun lebih. Dari Rp15 triliun, melompat menjadi Rp300 triliun. Itu baru satu komoditas,” ujar Presiden Jokowi.

Dengan melakukan hilirisasi dan industrialisasi, pemerintah akan mendapatkan banyak keuntungan. 

Pertama, penerimaan pajak akan meningkat, kedua, akan membuka lapangan pekerjaan yang sangat banyak. Untuk itu, pemerintah berencana menghentikan ekspor dalam bentuk bahan mentah untuk komoditas lainnya.

“Setelah nikel inilah, meskipun belum rampung (gugatan) di WTO, akan kita stop lagi tahun ini mungkin timah atau bauksit, stop,” ujar Presiden Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: presidenri.go.id