Setelah Gagal Bayar Hutang, Kini Sri Lanka Hanya Memiliki Cadangan Bahan Bakar Untuk Satu Hari

Setelah Gagal Bayar Hutang, Kini Sri Lanka Hanya Memiliki Cadangan Bahan Bakar Untuk Satu Hari

Radartasik, Sri Lanka kehabisan bahan bakar dengan penyimpanan yang ada hanya cukup untuk bertahan satu hari menurut laporan Daily Mirror mengutip sumber di perusahaan energi negara Ceylon Petroleum Corporation (CPC).

Menurut laporan CPC, mereka sekarang hanya memiliki 1.100 ton bensin dan 7.500 ribu ton solar yang tersisa di gudang.

"Pekan lalu, tidak ada kapal bahan bakar yang berlayar ke Sri Lanka karena Kolombo gagal melakukan pembayaran yang diperlukan untuk kargo, " kata sumber Daily Mirror.

Negara ini juga telah masuk daftar hitam oleh perusahaan asing karena baru-baru ini gagal membayar hutangnya dan sekarang diharuskan untuk memberikan jaminan bank internasional untuk pesanan baru.


Menteri Energi Sri Lanka, Kanchana Wijesekera mengatakan pemerintah mengirim dua menteri ke Rusia minggu ini untuk menegosiasikan pengiriman minyak lebih lanjut.

Pembelian minyak mentah bulan lalu mendapat harga diskon dari Moskow  untuk menarik pembeli baru di tengah sanksi Barat.

“Dua menteri akan pergi ke Rusia, dan saya akan pergi ke Qatar besok untuk melihat apakah kami dapat mengatur persyaratan konsesi ,” kata Wijesekera kepada wartawan dikutip Al Jazeera.

Sebelumnya pada bulan Mei, Sri Lanka membeli pengiriman 90.000 metrik ton minyak mentah Rusia untuk memulai kembali kilang minyaknya.

BACA JUGA:Uni Eropa Kembali ke Zaman Batu Bara

Sri Lanka mengalami krisis ekonomi terburuk sejak mendeklarasikan kemerdekaan lebih dari 70 tahun lalu. Awalnya disebabkan oleh penurunan pariwisata di tengah pandemi Covid-19, yang menyebabkan kekurangan mata uang asing.

Akibatnya negara ini tidak memiliki uang untuk membayar impor dan berjuang dengan krisis bahan bakar dan pangan. Harga solar di negara itu telah meningkat hampir empat kali lipat dan harga bensin hampir tiga kali lipat sejak awal tahun.

Situasi kemudian memburuk pada pertengahan April, ketika Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya sebesar $51 miliar yang membuatnya tidak dapat meminjam dana asing.

Kurangnya pasokan bahan bakar dapat mengakibatkan penutupan total transportasi umum di negara itu minggu ini dan menyebabkan pemadaman listrik.

Dikutip dari Russian Today, hari Minggu (26/06/2022) kemarin, Kolombo memperpanjang penutupan selama dua minggu lembaga negara yang tidak penting sampai pemberitahuan lebih lanjut untuk menghemat bahan bakar.

Pemerintah meminta maaf atas situasi tersebut, Wijesekera mengatakan bahwa penduduk tidak akan bisa mendapatkan bahan bakar untuk penggunaan pribadi dalam beberapa hari mendatang karena pihak berwenang akan menjatah barel yang tersisa antara angkutan umum, pembangkit listrik dan penyedia layanan medis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: russian today