Longsor di Karyamekar Garut Kembali Terjadi, Jalan Terseret

Longsor di Karyamekar Garut Kembali Terjadi, Jalan Terseret

CILAWU — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut menginformasikan longsor susulan terjadi di Kampung Cipageur Desa Karyamekar Kecamatan Cilawu Kamis malam (18/2/2021). Akibatnya, satu rumah, MCK, tiang listrik dan pos ronda terbawa longsoran.

Selain itu, jalan di lokasi juga ikut terbawa longsor. “Kejadiannya malam, tidak ada korban karena rumahnya sudah dikosongkan. Pemiliknya berada di pengungsian,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Garut Daris Hilman saat dihubungi, Jumat (19/2/2021).

Daris menerangkan saat ini BPBD terus melakukan pemantauan di lokasi longsor. Sementara warga yang terdampak, masih mengungsi yang dipusatkan di salah satu gedung sekolah. “Sekarang pergerakan tanah masih terus terjadi. Jadi warga masih di pengungsian,” ujarnya.

Terkait relokasi warga, Daris menerangkan masih menunggu tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk melakukan kajian kelayakan tanah. Sebab, pihaknya tak bisa memutuskan untuk merelokasi rumah warga tanpa kajian dari PVMBG. 

Menurut Daris, rencananya tim dari PVMBG akan melakukan kajian di wilayah Cilawu pekan ini. “Kita masih tunggu. Kita sudah konfirmasi, katanya mereka masih akan keliling dulu ke Nganjuk dan wilayah lain. Mudah-mudahan bisa secepatnya,” katanya.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut juga telah menyiapkan skema untuk merelokasi warga terdampak longsor di Kecamatan Cilawu. Sekira satu hektare lahan telah disiapkan untuk relokasi dan diperkirakan dapat menampung lebih dari 50 rumah warga.

Menurut Daris, realisasi relokasi rumah warga terdampak longsor harus melalui kajian PVMBG. Selain wilayah terdampak, kajian geologi harus dilakukan juga di tempat tujuan relokasi agar kejadian serupa tak terjadi di kemudian hari.

Berdasarkan laporan terakhir yang diterima BPBD Kabupaten Garut, longsor di Kecamatan Cilawu itu merusak 16 rumah warga dan puluhan rumah lainnya terancam. Akibatnya, sebanyak 57 kepala keluarga (KK) atau 183 jiwa diungsikan sementara ke tempat aman.

“Tak ada korban jiwa dalam bencana itu, karena masyarakat di sana sudah paham mitigasi awal, sehingga ketika terjadi longsor langsung mengungsi,” kata Daris.

Camat Cilawu Mekarwati mengatakan longsoran tanah masih terjadi di wilayah itu. Akibatnya, jumlah rumah yang terdampak juga terus bertambah. “Semalam masih ada longsoran. Jadi kemungkinan ke depan masih akan terus terjadi,” terangnya.

Ia menyebutkan berdasarkan data hingga Kamis, jumlah pengungsi akibat kejadian itu bertambah menjadi 76 KK atau 253 jiwa. Lantaran pergerakan tanah terus terjadi, pengungsi di perkirakan masih akan terus bertambah.

Mekarwati mengatakan sebanyak 16 rumah mengalami kerusakan, sehingga tak bisa lagi untuk ditempati. Sementara puluhan rumah lainnya statusnya terancam karena jaraknya dekat dengan longsoran.

Menurut dia, ratusan warga yang terdampak itu sudah sepakat untuk direlokasi. “Kita masih menunggu kajian teknis dari PVMBG, tapi sampai sekarang belum ada. Rencananya minggu-minggu ini,” kata dia.

Ia memperkirakan total kerugian akibat kejadian bencana itu mencapai Rp 7,6 miliar. Namun, ia bersyukur tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Terkait kondisi warga di pengungsian, Mekarwati mengatakan warga masih butuh terus dipasok bantuan. Namun, untuk kebutuhan makanan sehari-hari masih tercukupi. (yna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: