Mengenang Kembali Ahn Jung-hwan, Pembunuh Italia di Piala Dunia 2002: Korea Selatan Pantas Menang
Radartasik, Setelah 20 tahun kemenangan Korea Selatan 2-1 atas Azzurri yang terkenal melalui gol emas Ahn Jung-hwan membuat mantan pemain Perugia itu mengenang kembali pertandingan yang membuat tuan rumah lolos ke perempat final Piala Dunia.
Ahn Jung-hwan yang saat itu bermain untuk Perugia, menghancurkan hati Italia dengan golnya di Piala Dunia 2002, berbicara kepada Gazzetta dello Sport, Ahn berkata: “Saya mengingatnya seperti baru kemarin. Itu adalah pertandingan yang sangat spesial bagi saya dan negara saya.”
“Tidak ada yang percaya kami bisa mengalahkan Italia. Setelah sekian lama, keputusan wasit masih dibahas,” lanjutnya.
Ia menambahkan, “Saya pikir Anda hanya perlu melihat persiapan kami, cara kami bermain. Manajer Guus Hiddink membuat kami menjadi tim yang kuat secara fisik dan psikologis. Kami tidak takut pada siapa pun.”
Salah satu poin pembicaraan terbesar dari bentrokan pada tanggal 18 Juni 2002 itu adalah kinerja Byron Moreno wasit Ekuador yang memberi Korea Selatan penalti babak pertama.
Menganulir gol Damiano Tommasi karena offside kontroversial dan menghadiahkan Francesco Totti kartu kuning kedua karena melakukan diving.
Keputusan itu mengubah Moreno menjadi sosok yang dibenci di Italia. Ketikan ditanya tentang wasit, Ahn menekankan: “Kami selalu menghormati keputusan wasit, final dan tidak dapat diubah.
“Terlepas dari fakta bahwa Moreno mungkin membuat beberapa kesalahan, tanpa VAR saat itu, setiap kali peluit ditiup, itu lalu menjadi masalah,” ungkapnya.
“Kami menerima segalanya, meski terkadang hasilnya menyakitkan. Yang benar adalah kami mempersiapkan diri dengan baik untuk pertandingan Italia. Kami menganalisis setiap detail dari setiap pemain Italia,” jelas Ahn.
Tuan rumah bersama Korea Selatan mencapai semi-final sayangnya mereka dikalahkan oleh runner-up Jerman, namun Ahn menegaskan timnya pantas menang atas Azzurri.
“Lihat saja hasil negara saya dalam pertandingan persahabatan menjelang Piala Dunia 2002. Kami hanya kalah dua kali dari delapan pertandingan melawan Uruguay dan Prancis,” tuturnya.
“Kemudian pekerjaan hebat yang dilakukan oleh Hiddink yang membuat kami menjadi pemain yang berbeda. Kami merasa bisa menjadi kejutan besar di turnamen ini,” kenang Ahn dikutip dari Football Italia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: football italia