“Saya ikut prihatin, semarah apa pun sama anak kecil terlebih masih balita. Meski bukan anak sendiri, jaga emosi,” kata dia kepada radartasik.com, Minggu (23/1/2022).
Peristiwa tersebut sangat menyita perhatian banyak orang terlebih ketika berbicara anak kecil. Rasa iba pun timbul. “Secara pribadi mengajak kepada semuanya dan Pemkot Banjar terutama DinsosP3A agar lebih concern atas kejadian tersebut,” ujarnya.
Ajat Sudrajat mengungkapkan korban harus mendapatkan perlakuan khusus terlebih berkaitan dengan medis agar cepat sembuh dan pulih. Instansi terkait harus segera menangani korban.
“Pasti psikisnya terganggu. Dengar-dengar korban anak yatim tidak punya ayah (kandung), sehingga harus lebih di follow up,” tuturnya.
Ajat Sudrajat menyebut peristiwa memilukan itu merakan masalah keluarga. Dengan demikian, ketahanan dalam keluarga harus ditingkatkan agar anak maupun perempuan tidak menjadi korban.
Untuk meminimalkan hal itu tidak terulang kembali, menurut Ajat Sudrajat, maka perlu ditingkatkan lagi sosialisasi dari dinas terkait dan harus lebih intens dilakukan.
“Terutama pemerintah desa, karena mereka yang lebih dekat dengan masyarakat. Saya rasa ini kejadian kesekian kali terjadi di Kota Banjar,” kata dia yang merupakan wakil rakyat dari Dapil Pataruman.
Selain itu, kata Ajat Sudrajat, korban juga dari keluarga kurang mampu. Maka perlu ada keberpihakan membantu meringankan biaya selama dirawat di rumah sakit.
Jika memang belum memiliki BPJS Kesehatan Ajat Sudrajat akan membantu agar korban bisa cepat pulih seperti biasa.
“Untuk pemulihan, kalau tidak ada SDM yang mumpuni kita siap datangkan yang mumpuni. Karena traumatik pasti bakal muncul ketika nanti dewasa,” ujarnya. (Anto Sugiarto / radartasik.com)
