Suara Seniman dan Ormas Menggema di Pintu Masuk Bale Kota Tasikmalaya

Suara Seniman dan Ormas Menggema di Pintu Masuk Bale Kota Tasikmalaya

Massa dari berbagai ormas dan komunitas seni budaya yang tergabung dalam FKPOT saat berunjuk rasa di depan pintu masuk Bale Kota Tasikmalaya, Rabu 28 Mei 2025. rezza rizaldi / radartasik.com--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Massa dari berbagai organisasi masyarakat (ormas) dan komunitas seni budaya menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Bale Kota Tasikmalaya, Rabu 28 Mei 2025. 

Massa dari Forum Komunikasi Pimpinan Ormas Kota Tasikmalaya (FKPOT) ini melakukan aksi untuk menagih janji dan evaluasi program serta kinerja 100 hari kerja Wali KotaTasikmalaya.

Aksi dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, dipimpin langsung oleh Nanang Nurjamil selaku koordinator lapangan (Korlap) aksi. 

Dalam orasinya, ia menyampaikan kekecewaan mendalam atas kurangnya perhatian pemerintah terhadap pelaku seni dan budaya di Kota Tasikmalaya.

BACA JUGA:OJK Tasikmalaya Perkuat Sinergi Lawan Investasi Ilegal dan Pinjol Bodong di Priangan Timur

“Kami tak ingin orasi di pinggir jalan. Kami ingin aspirasi didengar langsung oleh Wali Kota Tasikmalaya,” teriak Nanang ketika berorasi.

Massa awalnya berencana menampilkan atraksi seni budaya di lapangan upacara kompleks Bale Kota, namun terhalang barikade keamanan. Sehingga aksi dilakukan di pintu masuk ke Bale Kota.

Massa sempat memaksa ingin masuk ke dalam area kantor untuk menampilkan atraksi kesenian budaya, namun tetap tertahan di luar pagar.

Sekitar satu jam kemudian, Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Asep Goparullah, menemui massa dan menawarkan pertemuan terbatas alias audiensi di dalam gedung. 

BACA JUGA:Setelah 4 Hari Pencarian, Korban Tenggelam di Sungai Cikidang Tasikmalaya Ditemukan

Namun tawaran tersebut ditolak. Massa bersikukuh seluruh peserta aksi harus diperbolehkan masuk. Sementara itu, pemerintah kukuh bahwa berdasarkan SOP hanya massa audiensi saja yang diperbolehkan masuk.

Nanang pun menyebutkan, Pemkot Tasikmalaya telah berkali-kali mengabaikan surat permohonan audiensi yang diajukan oleh pihaknya.

“Kami sudah beberapa kali kirim surat, tapi tak pernah ditanggapi. Ini bentuk arogansi pemerintah terhadap rakyatnya,” tegasnya.

Ia juga menyayangkan pelarangan pertunjukan seni dalam aksi damai tersebut. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait