PALEMBANG, RADARTASIK.COM – Menteri Agama Nasaruddin Umar secara resmi meluncurkan program penerimaan mahasiswa baru tahun 2025 yang ditujukan untuk 58 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).
Launching PMB 2025 PTKIN yang diselenggarakan di Kampus Jakabaring UIN Raden Fatah, Palembang, Sumatera Selatan, ini mengambil tema Change the World.
Nasaruddin menekankan PMB PTKIN 2025 perlu dimaknai sebagai alat untuk melihat transformasi psikologi, transformasi kesadaran dan transformasi tingkat kematangan psikologis anak-anak muda.
Oleh karena itu, ia mengimbau para pimpinan PTKIN untuk menjadikan proses Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) sebagai bagian dari upaya transformasi psikologi anak.
Menteri Agama menegaskan bahwa PMB harus berfungsi sebagai sarana untuk mengukur sejauh mana institusi pendidikan ini mampu memengaruhi perubahan psikologi anak.
Sejalan dengan tema peluncuran Change the World, Menteri Agama memandang PMB PTKIN sebagai langkah strategis untuk menciptakan inovasi di dunia pendidikan demi membawa perubahan global.
PTKIN diharapkan terus berinovasi dengan menghadirkan program studi yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Selain itu, perguruan tinggi perlu berani melakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan pendidikan tinggi yang lebih berkualitas.
BACA JUGA: Jalan Penunjang Tol Getaci di Kota Tasikmalaya Rampung, Perjalanan ke Ciamis Hanya 5 Menit
Jika institusi ini ingin membawa perubahan besar, maka langkah awalnya adalah melakukan transformasi dari dalam.
”Harus berani berpikir berbeda, memberikan berbagai inovasi dan berani melakukan evaluasi,” tandas Menteri Agama Nasaruddin Umar di Palembang, Selasa 3 Desember 2024.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Abu Rokhmad menambahkan PMB PTKIN 2025 merupakan langkah strategis untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas di berbagai aspek.
Kemenag perlu bertindak lebih awal dan bergerak lebih cepat dalam meresmikan PMB PTKIN 2025 mengingat ketatnya persaingan antarperguruan tinggi.
BACA JUGA: Rincian Dana Desa Kabupaten Sukabumi 2025, Totalnya Mencapai Rp 454 Miliar untuk 381 Desa