Pemkab Tasikmalaya Kembangkan Agribisnis Padi Organik di Tasik Utara Melalui Program Upland

Minggu 10-11-2024,16:01 WIB
Reporter : Radika Robi Ramdani
Editor : Ruslan

BACA JUGA: Peringati Hari Pahlawan, Raffi Ahmad Tabur Bunga di Taman Makam Pahlawan, Dampingi Wapres Gibran Rakabuming

Kemudian, akses terhadap pelayanan keuangan mikro. Ini adalah hal yang penting agar bagaimana program ini berjalan berkelanjutan dan harus disokong permodalan.

”Insya Allah melalui akses layanan keuangan karena sudah ada perdanya tinggal meregulasikan terkait dengan beberapa administrasi yang lainnya. Terutama antara bank penyalur dengan setiap korporasi yang ada,” katanya.

Komponen selanjutnya, penguatan sistem kelembagaan. Terdapat dua poin yang harus dilakukan yakni peningkatan kapasitas kelembagaan di pusat dan kabupaten.

Kemudian, bagaimana memberikan wawasan melalui pelatihan-pelatihan dari hulu sampai dengan hilir mengenai pembuatan pupuk organik, pengaturan air, pengolahan atau penanganan hasil panen sampai dengan menghitung biaya produksi —cost yang dikeluarkan sampai margin pemasarannya— hingga mendesain produk.

Pihaknya membantu dalam hal sertifikasi melalui lembaga perguruan tinggi terkait dengan uji lab beras, pupuk organik yang dihasilkan, pupuk organik padat maupun cair.

Karena itu, pada komponen penguatan sistem ini berkolaborasi dengan penelitian. Kolaborasi dengan IPB, UNSIL dan PPMKP terkait proses pemasaran yang selama ini berjalan akan dilakukan juga di Tasikmalaya Utara.

Unit Pengelola Pupuk Organik

Asep menerangkan setiap kelompok tani akan memiliki Unit Pengelola Pupuk Organik alias UPPO yang dilengkapi mesin pengolah dan ternaknya.

Langkah ini dilakukan supaya men-support kebutuhan sarana produksi terkait pupuk organik padat maupun pupuk cair.

Pada tahun pertama, kelompok tani juga diberi stimulan untuk membuat pupuk. Kemudian, mereka dituntut bisa mandiri pada tahun selanjutnya. Penangkaran benihnya pun di-support. Satu kecamatan satu penangkaran.

Terkait dengan BUMP, tambah dia, nanti sebagai proses hilirisasi akan tercatat berapa jumlah yang diolah setelah produksi dari kelompok tani.

Bentuk core business antara BUMP dengan petani, peternak dan komponen lain seperti Kelompok Wanita Tani (KWT) dan UPPO akan berkesinambungan.

Asep berharap semua kebutuhan terpenuhi di kawasan tersebut. Misalnya, BUMP membutuhkan uang Rp 1 miliar. Uang itu berapa untuk pengolahan BUMP, pemasaran, mengelola kemasan, mengelola dari padi ke beras?

UPPO petani atau peternak juga membutuhkan biaya. Nanti dihitung berapa supply yang dibutuhkan untuk kawasan? Berapa pupuk organik yang dibutuhkan? UPPO setiap poktan memproduksi pupuk yang kemudian dibeli BUMP.

Selanjutnya, pupuk disalurkan ke kelompok masing-masing dan petani beli. Karena stimulan itu hanya tahun pertama. Justru yang paling utama adalah bagaimana supaya keberlanjutan.

Kategori :