Tidak bisa dipungkiri, minat kawula muda terhadap seni tradisional kini sudah bergeser.
Menurut pria yang akrab disapa Abah Otot itu, mereka yang tergabung dalam Senter biasanya memiliki ketertarikan di bidang seni dan budaya, sering mengikuti sanggar tari atau bidang lainnya.
Namun, siswa baru yang ingin mencoba bergelut di bidang tersebut juga diterima dengan baik.
“Ya, ini salah satu strategi atau marketing untuk mengajak siswa baru bergabung dengan kami. Tujuan demo ekstrakurikuler memang itu,” bebernya.
Senter telah berdiri sejak 1990, ketika seni tradisi masih mengakar dalam kehidupan masyarakat dan berfungsi sebagai hiburan serta transfer nilai-nilai dari generasi lama ke generasi baru.
Namun, nasib seni ini kian tak menentu di tengah kehidupan modern. Beragam inovasi diadopsi demi bersahabat dengan perubahan, banyak platform mampu menggaet pangsa pasar lebih luas.
Menurut Abah Otot, sekolah adalah salah satu ‘wahana’ paling tepat menjaring minat dan bakat kawula muda pada kesenian.
“Seni tradisional akan makin terpinggirkan seiring perkembangan zaman jika para seniman tak memutar otak untuk bertahan. Beragam ikhtiar dilakukan agar warisan leluhur bisa terus hidup dengan fleksibilitas mengarungi zaman,” tuturnya.
BACA JUGA:Ini Keseruan Festival Nusantara & Grand Final Putra-Putri Permira 2024
Seni tradisi dapat dimaknai sebagai segala bentuk kesenian yang berbasis tradisi dan menjadi bagian dalam kehidupan di masyarakat.
Perwujudannya bisa beragam mulai dari seni tari, pertunjukan, rupa, hingga seni suara.