SMAN 5 Tasikmalaya Terima Anak Berkebutuhan Khusus pada PPDB 2024

SMAN 5 Tasikmalaya Terima Anak Berkebutuhan Khusus pada PPDB 2024

Suasana pembelajaran di SMAN 5 Tasikmalaya. ayu sabrina / radar tasikmalaya--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Tasikmalaya menerima anak berkebutuhan khusus (ABK) pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2024

Langkah ini adalah sebagai wujud sekolah ramah anak, para guru disiapkan untuk memberikan pengajaran secara setara.

Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan sekaligus Ketua Pelaksana MPLS 2024, Hj. Herni Marlina, S.Pd., menjelaskan bahwa sekolahnya menyediakan 22 kuota untuk calon Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK). Namun, hanya tujuh orang yang mendaftar.

“Ada kuota 22 siswa, tetapi kemarin pendaftar hanya tujuh. Sisanya, 15 kuota, dialihkan melalui jalur rapor. Jadi bukan kami yang menentukan,” kata Herni kepada Radar Tasikmalaya, belum lama ini 19 Juli 2024.

BACA JUGA:Penghapusan Jurusan IPA dan IPS di SMA Tasikmalaya untuk Kurikulum Merdeka

Masih ada warga yang belum mengetahui ihwal jalur afirmasi PDBK. Contohnya, seorang siswa tunarungu yang justru menggunakan jalur zonasi karena tempat tinggalnya berada dalam radius zonasi SMAN 5 Tasikmalaya.

“Dia masuk lewat jalur zonasi, bukan jalur PDBK, mungkin karena rumahnya dekat,” ujar Herni.

Karena tidak memiliki guru atau pembelajaran khusus, sekolah memperbolehkan siswa tunarungu itu untuk satu kelas dengan sepupunya.

“Ia ingin satu kelas, orang tuanya juga meminta. Saat daftar ulang, walinya datang karena siswa itu punya keterbatasan. Kebetulan mereka sama-sama lolos zonasi,” ceritanya.

BACA JUGA:Bendahara BEM PTNU Wilayah Jawa Barat Arip Muztabasani Menyikapi Kemunduran Demokrasi

“Kami awalnya tidak tahu ada siswa berkebutuhan khusus, jika orang tuanya tidak melapor,” tambah Herni.

Pendidikan inklusi di sekolah reguler diharapkan dapat memperluas akses pendidikan bermutu bagi anak-anak penyandang disabilitas. 

Kepala SMAN 5 Tasikmalaya, H Dede Iryanto MPd, menyatakan bahwa meskipun sekolahnya belum memiliki pengalaman mengajar ABK, mereka siap berkolaborasi dengan pengajar khusus.

“Kami tidak menyediakan tenaga pengajar khusus, tetapi jika ada siswa berkebutuhan khusus, kami siap berkolaborasi. Sampai sekarang belum ada,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: