Polres Pangandaran Dalami Kasus Dugaan Keracunan Massal di SMAN 1 Mangunjaya

Polres Pangandaran Dalami Kasus Dugaan Keracunan Massal di SMAN 1 Mangunjaya

Unsur stakeholder Kabupaten Pangandaran saat menjenguk siswa keracunan SMAN 1 Mangunjaya, kemarin Sabtu 20 Juli 2024. istimewa--

PANGANDARAN, RADARTASIK.COM - Polres Pangandaran akan mendalami kasus dugaan keracunan massal yang menimpa siswa baru di SMAN 1 Mangunjaya

Kapolres Pangandaran AKBP Mujaianto menyatakan keprihatinannya terhadap kejadian tersebut dan berharap para korban segera sembuh.

"Untuk penyebabnya, kami masih mendalami dengan berkoordinasi dengan dinas kesehatan dan puskesmas," kata Mujaianto kepada Radar Tasikmalaya, kemarin Minggu 21 Juli 2024.

Mujianto menjelaskan, selain meminta keterangan dari berbagai pihak, pihaknya juga telah mengambil sampel nasi kotak yang diduga menyebabkan keracunan para siswa. 

BACA JUGA:Generasi Muda Nahdlatul Ulama Soroti Absennya 20 Anggota DPRD Ciamis, Begini Katanya

Ia memastikan bahwa dugaan keracunan massal ini akan terus didalami hingga menemukan titik terang. "Semoga semuanya berjalan dengan lancar," terangnya.

Kepala Puskesmas Mangunjaya, Suyanto, melaporkan bahwa sebanyak 11 siswa yang sempat dirawat tim medis puskesmas kini berangsur membaik dan telah dipulangkan ke rumah masing-masing. 

"Saat ini ada 20 siswa yang dirawat di puskesmas, sementara 30-an siswa lainnya dirawat di UKS atau ruang kelas sekolah," tuturnya.

"Alhamdulillah, setelah pemeriksaan dari tim kami, 11 siswa yang dirawat di UKS sekolah sudah dinyatakan sehat dan dipulangkan. Siswa lainnya akan diperiksa lagi nanti sore dan jika kondisinya membaik, mereka juga akan dipulangkan," sambungnya.

BACA JUGA:Dukung Akses Sanitasi Aman Bagi Masyarakat, CCEP Indonesia Mulai Program Safe Water Gardens di Karawang

Dua siswa harus dirujuk ke RSUD Pandega Pangandaran karena kondisi mereka memburuk. 

Siswa lainnya yang masih dalam penanganan medis di puskesmas dan UKS sekolah kini semakin membaik dan diprediksi akan dipulangkan pada hari Senin.

Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah 13 Provinsi Jawa Barat, Widi Kurniatun, mengatakan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan trombosit dalam tubuh siswa sangat tinggi, yang mengindikasikan adanya bakteri dalam tubuh mereka.

"Soal bakteri apa, kita harus tes lagi," cetusnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: