Adalah Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson, dia seorang ahli di bidang teh yang memainkan peran penting dalam mengembangkan perkebunan teh di Jawa.
Keberhasilan percobaan menanam teh secara besar-besaran dilakukan di Wanayasa, salah satu kawasan di Purwakarta dan lereng Gunung Raung di Banyuwangi.
Pencapaian ini menjadi gerbang untuk mengambil peluang bagi pengembangan perkebunan teh di Jawa, yang kemudian berkembang luas juga di wilayah Priangan, Jawa Barat, khususnya Tasikmalaya.
Daerah pegunungan dengan kelembapan dan suhu yang ideal, terutama di sekitar Tasikmalaya, menjadi lokasi yang sempurna untuk menumbuhkan tanaman teh yang berkualitas.
Pabrik Teh Taraju, Pengolahan Hasil Perkebunan
Perkembangan perkebunan teh di wilayah Tasikmalaya semakin mengalami kemajuan setelah dibangunnya pabrik teh di kawasan Taraju.
Pabrik ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat pengolahan teh, tetapi juga menjadi pusat aktivitas ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar.
Pabrik Teh Taraju melakukan pengolahan teh mulai dari pemetikan, fermentasi dan pengeringan dilakukan di pabrik ini, memastikan kualitas teh yang dihasilkan memenuhi standar ekspor.
Setelah Indonesia merdeka, Pabrik Teh Taraju ini akhirnya beralih menjadi milik pemerintah Indonesia.
Itulah sekilas tentang sejarah Pabrik Teh Taraju yang berdiri sebagai saksi sejarah perkebunan teh di Tasikmalaya Jawa Barat.
Pabrik Teh Taraju yang terletak di ketinggian 952 meter di atas permukaan laut.
Pabrik ini dikelilingi perbukitan hijau dengan lahan kebun teh yang luas dan jalan raya yang memanjang di bagian utara.
Dari awal pendiriannya yang bermula dari kebutuhan komoditi ekspor hingga menjadi bagian dari sejarah lokal, pabrik ini menjadi salah satu warisan kolonial Belanda.