Puasa Ramadhan di Alaska Tantangannya Bukan Main-Main, Saat Musim Panas Siang Hari Bisa Sampai 22 Jam
RADARTASIK.COM— Alaska terkenal dengan pemandangan menakjubkan dan fenomena alamnya yang unik, namun menjalankan puasa Ramadhan di Alaska tantangannya luar biasa.
Jika melihat durasi siang atau malam yang terjadi di sana sungguh luar biasa menjalankan puasa Ramadhan di Alaska.
Karena waktu terbit dan terbenamnya matahari di sana berbeda dengan kebanyakan negara lain, khususnya Indonesia.
BACA JUGA: Mudah Cara Mencegah Tikus di Rumah Tanpa Membunuhnya
Bagi umat Islam yang tinggal di sana, menjalankan puasa Ramadhan di Alaska menawarkan serangkaian tantangan tersendiri.
Tantangan puasa Ramadhan di Alaska terletak pada durasi waktu yang ekstrem, saat musim panas di sana siang hari bisa sampai 20 atau 22 jam.
Pada musim panas itu ada fenomena matahari tengah malam, di mana matahari tetap terlihat walaupun sudah masuk waktu malam.
Sebaliknya saat musim dingin tiba, durasi siang hari menjadi pendek karena matahari terbenam lebih cepat.
BACA JUGA: Rating Pemain Monza vs AC Milan: Luka Jovic dan Malick Thiaw Biang Kerok Kekalahan Rossoneri
Hal ini menimbulkan dilema unik bagi umat Islam yang menjalankan puasa Ramadhan di Alaska karena mereka harus berpuasa dari subuh sampai matahari terbenam berdasarkan waktu setempat.
Hal ini bisa menjadi pengalaman yang berat ketika tidak ada perbedaan yang jelas antara siang dan malam.
Karena itu sebagai upaya untuk mengatasi dilema tersebut, pada tahun 2010 Fiqh Council of North America (Dewan Fiqih Amerika Utara) memberikan keputusan atau semacam fatwa yang sifatnya tidak mengikat bagi umat muslim yang menjalankan puasa Ramadhan di Alaska agar mengikuti durasi waktu puasa di Mekkah.