Tetapi Soekarno-Hatta menolaknya alasannya menunggu janji Jepang.
Sebelum kekalahan Jepang dari Sekutu memang di Indonesia saat itu sudah dibentuk semacam panitia persiapan kemerdekaan.
Kaum muda melihat inilah saatnya mengambil peluang. Mereka yakin pihak penjajah atau penerusnya, tidak akan memberikan kemerdekaan.
Penjajah Jepang akan menyerahkan negara jajahannya kepada negara yang mengalahkannya, yakni Sekutu.
Di antara pasukan Sekutu itu ada Belanda dengan pasukan NICA.
Sudah dipastikan oleh kaum muda, Belanda akan kembali mengambil Indonesia dari Jepang melalui Sekutu.
Selanjutnya Belanda akan menjajah Indonesia yang sebelumnya diambil alih Jepang ketika Belanda menyerah kalah di tahun 1942.
Para pemuda setelah gagal bersepakat dengan kaum tua, mereka kembali ke markasnya di Menteng 31.
Mengetahui hasil pertemuan dengan kaum tua mengecewakan, kaum muda pun menggelar rapat. Klik di sini artikel senada HUT RI ke-78.
Kesepakatannya menculik Soekarno-Hatta dan dibawa ke suatu tempat yakni Rengasdengklok, di Karawang Utara.
Di sana merupakan markas pasukan PETA (Pembela Tanah Air).
Soekarno-Hatta akan diyakinkan lagi tentang harus cepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Kamis subuh, 16 Agustus 1945, sekitar pukul 04:30 WIB, sekelompok pemuda mendatangi rumah Soekarno.
Mereka membawa Soekarno dan istrinya Fatmawati, amak pertama mereka Guntur.
Muhammad Hatta juga mereka culik bersamaan.
Singkat cerita seperti Radartasik.com kutip dari berbagai sumber, Soekarno-Hatta, Fatmawati serta anak balita Guntur, tiba di Rengasdengklok.