3. Perubahan Loyalti.
Seiring berjalannya cerita, Saito mengalami perubahan sikap terhadap Kenshin dan perjuangan yang dihadapinya. Dia mulai melihat bahwa Kenshin sebenarnya telah berubah menjadi sosok yang berjuang untuk keadilan dan perdamaian. Akibatnya, Saito bergabung dengan Kenshin dan sekutunya dalam pertempuran melawan ancaman yang lebih besar.
BACA JUGA:Mulai September 2023 Proses Seleksi CPNS dan PPPK CASN Dibuka, Persiapkan Dokumen Ini
4. Kesetiaan pada Keadilan.
Setelah era Bakumatsu berakhir dan era Meiji dimulai, Saito tetap setia pada prinsip-prinsip keadilan. Dia menjadi seorang polisi dan terus berjuang untuk menjaga perdamaian dalam masyarakat yang berubah.
5. Keterlibatan dalam Pertempuran.
Saito terlibat dalam berbagai pertempuran melawan musuh-musuh yang mengancam perdamaian di era Meiji. Kontribusinya sangat berharga dalam pertempuran melawan kelompok-kelompok kriminal dan ancaman lainnya.
BACA JUGA:Anthony Ginting Kehilangan Ibunda Tercinta, Pesan Dukungan dan Penghormatan
6. Hubungan dengan Tokio.
Dalam seri, Saito juga mengembangkan hubungan khusus dengan seorang perempuan bernama Tokio. Mereka kemudian menikah dan memiliki anak.
Awalnya, Saito Hajime ingin bertarung dengan Kenshin Himura karena Kenshin merupakan mantan pembunuh legendaris yang dikenal sebagai Battosai si Pembantai.
Saito, sebagai anggota Shinsengumi dan polisi yang bekerja untuk pemerintah Tokugawa, memiliki tanggung jawab untuk menangkap atau menghadapi individu berbahaya seperti Kenshin.
Namun, seiring berjalannya cerita dalam Rurouni Kenshin, motif Saito untuk ingin bertarung dengan Kenshin mengalami perubahan.
Dia mulai melihat sisi lain dari Kenshin, yaitu niat baiknya untuk menciptakan perdamaian dan memperbaiki dosa-dosanya dalam masa lalu.
Saito menyadari bahwa Kenshin tidak lagi berjuang untuk kekerasan atau kepentingan pribadi, melainkan untuk melindungi dan membantu orang lain.