“Maaf Tuan Abu Nawas, kenapa tuan berbuat seperti itu?" tegurnya masih dengan bahasa halus.
Maklum dia kalah level dengan penasehat khusus Baginda Raja itu.
Abu Nawas memandang pejabat kerajaan itu.
BACA JUGA:12 Penumpang Beruntung Bisa Menikmati Rute Perjalanan Jakarta-Pangandaran Cuma 1 Jam Saja
“Maaf tuan. Tadi saya sebenarnya sudah datang ke sini tapi belum sempat bertemu tuan,” Abu Nawas menjelaskan.
Lanjut Abu Nawas,”Ketika pertama saya datang, semua yang tuan undang tak berkenan atas kehadiran saya yang pertama.”
“Kali kedua saya datang dengan pakaian lebih mewah dari mereka, juga embel-embel kerajaan ini tuan lihat sendiri. Dari pintu masuk sampai saya duduk semua orang memberi hormat,” kata Abu Nawas sambil menunjukkan tanda khusus atribut dari Baginda Raja.
“Ternyata yang mereka hormati bukan manusia. Tapi pakaian kain ini dan segala simbolnya. Maka yang berhak untuk menikmati hidangan-hidangan lezat dan mewah ini bukan manusia. Jadi saya berikan ke pakaian ini,” tegas Abu Nawas sambil berlalu pamit pulang.
BACA JUGA:Ikan Paling Terkenal Sejak Zaman Belanda di Sentra Kuliner Ikan Garut
Suasana hening. Tuan rumah hajat dan para tamu undangan terdiam dan menunduk. Terutama para tamu yang bangsawan itu.
Mereka sangat merasa malu atas sikapnya di awal kepada Abu Nawas.
KISAH 2
Abu Nawas Melerai Dua Wanita Berebut Bayi
BACA JUGA:Motor Nunggak Pajak 7 Tahun Belum Jadi Bodong? Begini Penjelasannya
Ada dua wanita alias emak-emak bertengkar memperebutkan seorang bayi umur 40 hari. Artikel lain klik di sini.