Pertengkaran itu terus berlangsung dan semakin panas.
BACA JUGA:Memahami Hijrah Fisik dan Non Fisik
Emosi dua emak-emak itu sempat tidak terkontrol, hampir adu fisik saling jambak rambut. Keduanya tidak berhenti teriak mengakui bayi itu anaknya.
Abu Nawas berpikir sejenak. Lalu dia beranjak mendekati Baginda Raja dan berbisik meminta sesuatu.
Baginda Raja terlihat mengerutkan alisnya. Tapi tak lama mengangguk-angguk, dan memanggil menterinya memberi perintah.
Abu Nawas berbalik menuju dua emak-emak lagi. “Ini kali terakhir saya bertanya. Siapa di antara kalian berdua ibu sebenarnya dari bayi itu?” tegas suara Abu Nawas.
BACA JUGA:Renyah, dan Mudah Dibuat Beginilah Cara Membuat Udang Goreng Tepung
Lagi-lagi kedua emak-emak itu mengaku sebagai ibu dari bayi. Berusaha meyakinkan Abu Nawas dengan segala jenis perkataan sumpah.
Juga disertai bicara sambil menangis. Ya, senjata khas emak-emak kalau emosi memuncak.
Abu Nawas habis kesabarannya. “Sudah-sudah! Kalian berdua sekarang ikuti putusan saya,” kata Abu Nawas.
“Putusan apa? Serahkan bayiku ke wanita jahat ini? Tidak akan pernah!” teriak emak yang satu.
BACA JUGA:NGERI! Emak-Emak ini 47 Tahun Tinggal di Hutan dan Diajak Nikah dengan Siluman Ular, Demi Kaya Raya?
Eh, emak satunya juga tidak mau kalah berteriak. “Ayo putuskan bayi kembalikan kepadaku. Kalau mau menjungjung kebenaran!” tegasnya.
Abu Nawas mengangkat tangan kanannya. Rupanya itu kode karena tidak lama muncul ke dalam istana lelaki berotot tinggi besar.
Yang membuat kaget dua emak-emak karena terlihat lelaki itu menghunus pedang. Mereka tahu itu adalah algojo istana.
“Tuan, apa perintahnya?” suara lelaki itu menggelegar sambil menatap ke Abu Nawas.