Di tengah suasana ramainya hajatan Abu Nawas merasa dirinya terkucil.
BACA JUGA:Segera Lengkapi Surat Kendaraan Anda, Selama 2 Minggu Kedepan akan Ada Operasi Lodaya di Tasikmalaya
Abu Nawas paham kalau semua itu karena pakaian yang dia pakai.
“Terlalu orang-orang itu. Masa karena pakaian mereka bersikap begitu denganku,” batin Abu Nawas.
Diam-diam Abu Nawas meninggalkan lokasi kenduri. Bergegas pulang ke rumahnya untuk berganti pakaian.
Sampai rumah Abu Nawas minta istrinya mengeluarkan pakaian di lemari. Istrinya bertanya soal pakaian yang diminta suaminya.
“Memang ada acara di istana ya?” tanyanya.Abu Nawas tidak menjawab. Bergegas mengambil pakaian dari tangan istrinya. Lalu mengenakannya.
“Apa Baginda Raja memanggilmu untuk acara penting?” istrinya bertanya lagi.
Abu Nawas pun buka suara kalau dia diundang kenduri oleh seorang pejabat yang ada di kota mereka. Makanya harus mengenakan pakaian terbagusnya.
Abu Nawas memang bukan orang sembarangan. Dia termasuk penasehat khusus Baginda Raja. Bahkan lebih dari itu karena Baginda Raja adalah sahabatnya.
BACA JUGA:Gapura Budaya Tasikmalaya Lakukan Pengukuhan Pengurus dan Pemilihan Dewan Budaya
Sebagai penasehat Baginda Raja, Abu Nawas diberikan tanda pengenal khusus. Orang-orang penting di negara itu kalau melihat tanda pengenal khusus otomatis akan memberi hormat.
Sebab sebagai penasehat khusus Baginda Raja akses Abu Nawas ke istana tidak terhalang birokrasi. Bahkan oleh Baginda Raja untuk kondisi tertentu diperbolehkan untuk memberi perintah atas Baginda Raja.
Sebagai penasehat khusus Baginda Raja tersebut Abu Nawas diberikan fasilitas khusus pula. Termasuk kendaraan dan pasukan pengawal tertutup untuk menjaga keselamatannya.
Hari itu karena perlakukan orang-orang di undangan kenduri kepadanya, Abu Nawas merasa perlu memberi pelajaran.