Memahami Hijrah Fisik dan Non Fisik

Memahami Hijrah Fisik dan Non Fisik

Memahami hijrah fisik dan non fisik.-Ilustrasi/Radartasik.com-

Memahami Hijrah Fisik dan Non Fisik

RADARTASIK.COM – Hijrah secara bahasa diambil dari kata dalam bahasa Arab (هِجْرَةٌ) yang artinya meninggalkan, menjauhkan diri atau berpindah tempat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hijrah artinya berpindah atau menyingkir untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan alasan tertentu, seperti untuk keselamatan atau kebaikan dan lain sebagainya.

Adapun secara istilah syar’i, hijrah adalah berpindah dari negeri syirik menuju negeri Islam. Ada juga yang memaknai hijrah sebagai perpindahan dalam rangka meninggalkan kampung kemusyrikan menuju suatu kampung keimanan, dalam rangka melakukan pembinaan dan pendirian masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

BACA JUGA: Dinda Aura Putri, Penyandang Disabilitas Kota Tasikmalaya Pemilik Suara Emas yang Idolakan Putri Ariani

Bisa juga dimaknai meninggalkan tempat, keadaan, atau sifat yang tidak baik, menuju yang baik di sisi Allah dan Rasul-Nya (kembali kepada Alquran dan Sunah Nabi SAW).

Dari definisi tersebut, hijrah bisa memiliki dua bentuk, yaitu hijrah secara fisik (berpindah tempat) dan hijrah secara non fisik (hijrah maknawi).

Mengenai hijrah secara fisik atau berpindah tempat, maksudnya adalah hijrah dari negeri yang tidak kondusif untuk menjalankan ajaran Islam ke negeri lain yang lebih kondusif. 

Hijrah berdasarkan tempatnya dibagi menjadi dua yakni:

BACA JUGA: Padi Reborn, Dikta dan Salma Idol Pukau Ribuan Warga Tasikmalaya Walaupun Diguyur Hujan Gerimis

Pertama, hijrah umum yaitu setiap hijrah yang dilakukan dari negeri atau tempat yang tidak kondusif untuk menjalankan ajaran Islam ke negeri lain yang kondusif.

Kedua, hijrah khusus yaitu hijrahnya Rasulullah SAW dan para sahabat dari Makkah ke Yatsrib (Madinah). Setelah sekira 13 tahun berdakwah di Makkah, Rasulullah SAW menilai bahwa Makkah tidak kondusif untuk eksistensi dan perkembangan dakwah Islam.

Setelah peristiwa hijrah ke Habsyah dan ke Thaif seraya mengumpulkan informasi dari berbagai sumber selama beberapa waktu, jatuhlah pilihan ke Yatsrib karena memiliki beberapa keunggulan strategis.

Para sahabat ada yang diperintahkan untuk berangkat lebih dahulu, ada juga yang berangkat belakangan setelah keberangkatan Rasulullah SAW. Pasca hijrah,  tersebarlah Islam ke setiap rumah dan selanjutnya merambah ke seluruh jazirah Arab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: