PANGANDARAN, RADARTASIK.COM – Mengawali bulan Ramadan, nasib kurang baik dirasakan nelayan Pangandaran paceklik hasil tangkap ikan. Aktivitas melaut juga kian berkurang bahkan nelayan Kabupaten Pangandaran memilih menghabiskan waktu memperbaiki perahu atau bekerja serabutan.
Nelayan Batukaras Aah Warto mengakui hal ini. Menurutnya nelayan Pangandaran paceklik hasil tangkapan ikan berbagai jenis dan mulai dirasakan akhir-akhir ini.
"Gak tahu ini, udah dari satu bulan lalu mungkin, susah banget nangkap ikan," katanya kepada radar tasikmalaya, Kamis 23 Maret 2023.
Menurutnya, saking sulitnya hasil tangkapan ikan, beberapa nelayan malah malas pergi melaut. "Sebagian ada yang lebih memilih memperbaiki perahu, jaring dan lain-lain, ada juga yang cari kerja serabutan," ucapnya.
Sementara itu Bupati Pangandaran yang juga Ketua KUD Minasari H Jeje Wiradinata mengatakan, di semua perairan memang sedang sulit tangkapan hasil ikan.
"Bukan hanya di Pangandaran, tapi di Legok Jawa, Madasari, Batukaras, Parigi Bojes hingga pantai utara Karapyak dan sekitarnya," katanya.
Menurutnya, hasil tangkapan ikan turun 50 persen, yang dipengaruhi oleh penangkapan baby lobster.
"Karena ada rantai makanan yang terputus, nelayan sekarang yang menangkap ikan sedikit, sehingga siklus makanannya terganggu," ucapnya.
Menyikapi hal itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan kepolisian. Sehingga penangkapan baby lobster diharapkan bisa diminimalisir.
Sementara akibat menurunnya tangkapan ikan, hal itu turut berpengaruh pada pendapatan di pelelangan ikan. "Itu juga berdampak pada pendapatan asli daerah (PAD, red)," jelasnya.
Lanjut dia, pendapatan dari TPI di Pangandaran biasanya per tahun mencapai Rp35 miliar. "Sekarang tahun 2023 hanya Rp18 miliar," katanya.
Ia berharap, tangkap ikan bisa kembali normal. "Saya harap nelayan kembali normal menangkap ikan, jika baby lobster terus diambil, sumber pendapatan laut bisa berkurang di kemudian hari," pungkasnya.