TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto kejar target tahun 2024 zero stunting di Kabupaten Tasikmalaya. Langkah yang hingga kini digenjot yakni mengedukasi calon pengantin serta pengobatan anak alami sunting.
"Pencegah angka stunting terus diupayakan, salah satunya memberikan pemahaman kesehatan kepada calon pengantin (catin)," kata Ade.
Berdasarkan hasil survei status gizi balita Indonesia tahun 2021, angkanya tergolong masih cukup tinggi. Yakni 24,4 persen dari jumlah bayi yang ditimbang.
Bila dikalkulasi, jumlahnya di kisaran 15.000-an anak. "Maka pemerintah daerah terus berupaya mencari cara agar tidak menambah atau menciptakan stunting-stunting baru," Jelas Ade.
BACA JUGA:Tak Ada Hujan dan Angin Petir Menyambar Rumah Milik Jaja Sampai Berantakan
Salah satu pencegahan yakni bagaimana mempersiapkan para calon orang tua untuk sadar akan kesehatannya.
"Maka kita akan melibatkan seluruh lapisan, termasuk calon pengantin (catin), akan diberikan pemahaman," kata dia.
Pemerintah daerah, kata dia, dalam hal pemahaman terhadap calon pengantin, bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag).
Disampaikan Bupati, di Kabupaten Tasikmalaya pemahaman soal pernikahan berbeda. Yakni untuk melanjutkan keturunan, sama seperti daerah-daerah lain pada umumnya.
BACA JUGA:Wow Ini Dia 6 Kopi Unik yang Hanya Ada di Indonesia, Asyik Buat Ngopi Pagi
Namun ini akan berbeda dengan luar negeri, dimana perkawinan bagi mereka adalah rekreasi.
"Kawin adalah menjauhkan diri dari hal-hal yang jelek. Kawin untuk melanjutkan keturunan, sehingga kemudian enam bulan setelah perkawinan, akan ditanya sudah punya anak?" katanya.
Lanjut dia, mempunyai keturunan atau anak adalah menjadi tujuan. Dengan begitu, para calon pengantin harus memahami betul agar anak yang dilahirkan sehat. "Dimulai dengan orang tua anak yang sehat dulu," ujar Ade.
Melalui pola yang tengah dilakukan saat ini, tahun 2024 targetkan zero stunting diharapkan Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto bisa terwujud.
BACA JUGA:Nenek Ahli Pijat di Cineam Tasikmalaya Jadi Korban Penyekapan dan Penganiayaan, Motifnya?