GARUT, RADARTASIK.COM – Banjir bandang yang menimpa beberapa wilayah di Kabupaten Garut Jumat 23 September lalu lalu menyisakan material sampah yang dibawa air serta material bangunan rumah warga yang hancur.
Saat ini, tim gabungan bersama masyarakat masih melakukan pembersihan lingkungan.
Sekretaris Daerah Kabupaten Garut Nurdin Yana melaporkan, banjir yang terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kabupaten Garut mengakibatkan Sungai Cipalebuh dan Sungai Cikaso meluap.
Menurut Nurdin, banjir tersebut merupakan yang kedua kali sejak 2020. Adapun warga yang terdampak banjir ada sekitar 1.644 KK.
BACA JUGA:Turunkan Angka Kematian Bayi, Dosen Poltekkes Ajarkan Pijat Endorphin
“Dari sisi sarana dan prasarana umum kurang lebih ada tiga masjid yang terdampak, dua PAUD, ada satu madrasah yang sedikit rusak, 17 sekolah yang terdampak,” kata Nurdin.
“Jembatan yang kemarin yang dibangun oleh Pangdam III hanyut terbawa arus, jembatan gantung yang menghubungkan antara Punaga dengan Kampung Baru,” lanjutnya dikutip dari Radar Tasikmalaya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut Satria Budi mengatakan, pihaknya bersama sukarelawan dan warga masih membersihkan material sisa banjir.
“Sekarang masih dalam tahap pembersihan,” ungkap Satria saat dihubungi Minggu 25 September 2022.
Menurutnya, dua alat berat ditambah mobil pemadam kebakaran diturunkan untuk membersihkan material yang dibawa banjir.
“Mobil pemadam juga dikerahkan untuk membersihkan lumpur yang mengendap, baik di dalam rumah maupun di lingkungan sekitar rumah penduduk,” jelasnya.
Satria menerangkan, warga yang terdampak musibah banjir sebelumnya diungsikan di aula kantor Kecamatan Pameungpeuk.
Namun, kemarin warga yang mengungsi sudah kembali ke rumahnya masing-masing. “Pengungsian dipusatkan di Aula Kantor Kecamatan Pameungpeuk,” tambahnya.
BACA JUGA:Kapolda Jateng Pastikan Paket yang Meledak di Asrama Polisi Bukan Teror