JAKARTA, RADARTASIK.COM - Ketua Insonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso merasa heran dengan Komnas HAM yang kembali membuka dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi.
Pasalnya, Sugeng meyakini laporan Putri Candrawathi soal dugaan pelecehan seksual itu sama sekali tidak relevan.
Bahkan Ferdy Sambo sendiri sudah mengaku telah merekayasa skenario pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
BACA JUGA:Efek BBM Naik, Sopir Angkutan Umum Trayek Singaparna-Salawu Mogok Beroperasi, Terbebani Setoran Naik
BACA JUGA:Harga BBM Naik, Iwan Fals Tunggu Komentar Para Capres 2024
Sugeng juga merasa heran, padahal sebelumya Kompolnas sempat merasa tertipu dengan laporan Ferdy Sambo terkait laporan pelecehan seksual Putri Candrawathi.
"Komnas HAM bilang ada pelecehan, waduh. Agak kita pertanyakan ini. Kok Komnas HAM mengulang 'prank' itu," kata Sugeng, dikutip dari kanal YouTube Uya Kuya TV pada Selasa, 6 September 2022.
Selain itu, Sugeng mempertanyakan apa sebenarnya yang jadi alasan Komnas HAM tetap ingin mendalami laporan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi itu.
BACA JUGA:Tarif Bus dan Ojek Online Segera Naik, Efek Tak Terelakan dari Kenaikan Harga BBM
BACA JUGA:PKS Kabupaten Tasikmalaya Menuntut Pemerintah Membatalkan Kenaikan Harga BBM
Padahal Sugeng melihat saat rekonstruksi insiden di Magelang, tidak ada sentuhan fisik yang dilakukan antara Putri Candrawathi dan Brigadir J.
"Kalau ibu Putri ngomong dilecehkan, ya okelah. Tapi pegangan kita rekonstruksi, yang dilihat di depan mata dan tidak terjadi sentuhan. Kok Komnas HAM bilang ada pelecehan?," tutur Sugeng.
Kini Sugeng merasa khawatir, dugaan pelecehan seksual bisa jadi alasan dari justification social alias pembelaan terhadap Ferdy Sambo.
BACA JUGA:BKN Sampaikan Informasi Penting untuk Guru Lulus PG, Ayo Cermati Baik-Baik
Jika sudah ada 'bantuan' yang dibuat Komnas HAM, maka justification social Ferdy Sambo berpotensi bisa meningkat kuat.