BACA JUGA:Harga Gas Elpiji Nonsubsidi Naik, Penjualan di Agen Kota Tasikmalaya Turun 30 Persen
Sebelumnya diberitakan, beberapa Pemerintah Daerah (Pemerintah Kabupaten/Kota) membuat edaran terkait kenaikan HET gas melon 3 kg.
Beberapa daerah seperti, Tangerang, Tasik, Garut, Kuningan secara resmi menyatakan adanya kenaikan HET.
Kenaikan ini berlaku secara bertahap mulai Agustus hingga beberapa bulan berikutnya.
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyatakan, pemerintah berencana akan menaikkan harga BBM subsidi jenis Pertalite, Premium, hingga LPG 3 kg secara bertahap.
"Over all, yang akan terjadi itu Pertamax, Pertalite, Premium, gas yang 3 kilo itu bertahap. Jadi 1 April, nanti Juli, nanti September itu bertahap (naiknya) dilakukan oleh pemerintah," kata Luhut, Jumat 1 April 2022.
Luhut menyebut, kebijakan penyesuaian harga itu bagian dari efisiensi pemerintah imbas dari kenaikan sejumlah komoditas.
BACA JUGA:Harga Gas 3 Kg di Pengecer Melonjak jadi Rp25.000
Menurutnya, rencana tersebut mengemuka dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo.
"Semua efisiensi kita lakukan. Kita akan mendorong perintah Presiden kemarin dalam rapat pemakaian mobil listrik tempatnya Pak Budi Karya (Menhub)," tegasnya.
Menurut Luhut, kenaikan BBM nonsubsidi jenis Pertamax tergolong terlambat.
Sebab, kenaikkan harga minyak mentah dunia sudah berlangsung lama dan telah melebihi batas kewajaran di APBN 2022.
"Saya ingin berikan gambaran, seluruh dunia kemarin (naik) paparan saya kepada presiden (Jokowi). Memang kita yang paling terlambat menaikkan (BBM)," ujarnya.
BACA JUGA:Harga gas Eropa diperkirakan naik tiga kali lipat
Luhut mencatat, saat ini, harga minyak mentah dunia telah menembus level USD 100 per barel. Sedangkan, dalam asumsi alokasi APBN harga minyak dipatok USD 63 per barel.
Kenaikan komoditas minyak mentah dunia sendiri dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Antara lain dengan peningkatan permintaan akibat pemulihan ekonomi global hingga perang antara Rusia dan Ukraina.