BACA JUGA:PKL Cihideung Dukung Program Pemerintah Tapi Tak Ingin Pindah, Wali Kota Tasikmalaya Siapkan Langkah
Selaras dengan munculnya dugaan penganiayaan yang telah dilaporkan pihak kuasa hukum keluarga J ke Bareskrim Polri, Taufan menanggapinya dengan dingin. Apalagi yang terkait dengan kondisi luka dan akibat tembakan.
“Ya ada lubang-lubang yang ditemukan. Ada juga kabar kuku-kuku yang dicopot. Sementara setelah kami mintai keterangan, pihak keluarga tidak menyampaikan itu. Dari informasi itu Komnas HAM belum menyimpulkan,” ungkapnya.
Jika ditarik dari benang merah kasus ini, Taufan lebih mengarahkan unsur pembuktian dari insiden penembakan bukan pada sisi pelecehan.
BACA JUGA:Disomasi, dr Richard Lee Minta Maaf ke Hotman Paris, Ngaku Sudah Tegur Selebgram Keinzy
“Yang tidak kalah pentingnya adalah menemukan jejak dari peluru yang bersarang di tubuh korban dalam hal ini Brigadir Yosua. Karena dari itu, penyidik bisa menemukan jenis peluru yang digunakan, mereknya apa jenisnya apa,” terangnya.
Jika proyektil, peluru, maupun senjata sudah diketahui jenisnya, maka akan mudah melakukan pelacakan dan pengungkapan kebenaran tragedi berdarah di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat, 8 Juli 2022.
“Kita bisa ngelacak dari senjata jenis apa yang dipakai. Maka sementara ini kami belum mau simpulan mengenai apa sebetulnya yang terjadi, karena memang belum final,” tegas Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik.