Harga Obat Akan Lebih Murah 50 Persen di Koperasi Merah Putih
Kepala BPOM Taruna Ikrar, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sepakati penguatan sektor obat dan makanan.-Kemenkes-
JAKARTA, RADARTASIK.COM – Produksi obat-obatan oleh Kementerian Pertahanan telah dimulai. Obat ini akan disalurkan ke desa-desa melalui Koperasi Merah Putih.
Harga obat akan lebih murah. Bahkan mencapai 50 persen dibanding harga pasar. Tujuannya agar rakyat mudah mengakses obat berkualitas.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan distribusi massal akan dilakukan mulai 5 Oktober 2025. Obat tersebut akan dihibahkan kepada Satgas Koperasi Merah Putih.
Dia menyampaikan hal itu setelah penandatanganan Kesepakatan Bersama dengan BPOM. Penandatanganan berlangsung di kantor Kemhan, Jakarta, 22 Juli 2025.
BACA JUGA: Usul Dedi Mulyadi untuk DOB Tasikmalaya Selatan Bernama Kabupaten Sukapura
Kesepakatan tersebut menandai sinergi lintas lembaga. Terlibat dalam kerja sama ini adalah Kemhan, Kementerian Kesehatan dan BPOM.
Ketiga lembaga sepakat meningkatkan ketahanan nasional melalui penguatan sektor obat dan makanan. Fokus utamanya adalah ketersediaan dan pemerataan akses.
Kepala BPOM Taruna Ikrar menyampaikan apresiasinya. Dia menilai sinergi ini merupakan langkah strategis dan menyeluruh.
BPOM akan memastikan pengawasan obat dilakukan secara komprehensif. Mulai dari hulu hingga produk berada di tangan konsumen.
Taruna menyebut bahwa isu pengawasan obat tidak bisa dilepaskan dari aspek ekonomi dan sosial. Bahkan menyentuh langsung ketahanan nasional.
Dia juga membeberkan sejumlah kendala di sektor obat. Salah satu persoalan krusial adalah keterbatasan pasokan.
Bahan baku obat masih bergantung pada impor. Sekitar 94 persen bahan baku berasal dari India, China, Belanda, Jerman, dan Amerika Serikat.
Harga obat masih terbilang mahal. Belum lagi ketersediaan obat tertentu masih belum mencukupi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: