BI Tasikmalaya Dukung Pengembangan Kelompok Batik Sukapura
Reporter:
syindi|
Jumat 04-06-2021,09:30 WIB
RADARTASIK.COM, TASIK - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya melalui program sosialnya memberikan bantuan kepada Kelompok Batik Sukapura Gandok Jaya Mukti yang berada di Kampung Ciseupan Desa Janggala Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya, Senin (31/5/2021).
Pemberian bantuan program sosial tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Anggota Komisi XI DPR RI dari Partai Demokrat Hj Siti Mufattahah, Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Barat Herawanto, Kepala Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya Darjana, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya diwakili oleh Sekda Mohamad Zen.
Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Demokrat Hj Siti Mufattahah mengatakan, BI ini menjadi andalan dalam menyelamatkan dan membantu perekonomian di Indonesia. Makanya tidak hentinya mengajak BI untuk memperhatikan potensi yang ada di wilayah Jawa Barat khususnya di Tasikmalaya.
“Saya ingin sekali perekonomian di wilayah ini mendapat perhatian khsusus, karena memang potensinya sangat luar biasa. Setiap berkeliling ke Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya dengan berbagai macam varian kearifan lokal dan kelebihan masing wilayahnya khususnya di Sukaraja ini ada batik,” ujarnya.
Kepala Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya Darjana menyampaikan, sejak 2 Oktober 2009, batik Indonesia telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. Di lihat dari kontribusinya terhadap perekonomian, industri batik Indonesia telah berperan besar dalam mendorong perekonomian nasional.
“Hal ini terlihat dari kontribusinya melalui capaian nilai ekspor dan serapan tenaga kerja yang cukup besar. Industri batik yang didominasi oleh industri kecil dan menengah (IKM) ini tersebar di lebih dari 100 sentra di Indonesia, dengan jumlah sebanyak 47 ribu unit usaha dan telah menyerap tenaga kerja lebih dari 200 ribu orang,” kata dia.
Mempertimbangkan besarnya peranan industri batik terhadap perekonomian ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya memandang perlu untuk berperan aktif mendukung keberlangsungan dan pengembangan usaha industri batik, khususnya yang berada di wilayah Priangan Timur. Seperti Batik Sukapura yang merupakan batik khas Kabupaten Tasikmalaya.
Dalam upaya pengembangan UMKM, termasuk di dalamnya industri batik ini, dilakukan program on boarding UMKM yang dilakukan secara terintegrasi atau end-to-end. Pada program ini, pola pembinaan kepada UMKM dari hulu ke hilir disesuaikan dengan karakteristik dan tahapan usaha pada aspek kelembagaan dan SDM, keuangan, produksi serta pemasaran.
“Pendampingan yang telah diberikan meliputi pelatihan pembuatan motif, teknik mencanting dan pewarnaan dengan mendatangkan ahli batik,” ucapnya.
Kata Darjana, pengembangan Batik Sukapura ini tentunya perlu didukung dengan penyediaan sarana dan prasarana produksi yang memadai, oleh karena itu Bank Indonesia melalui Program Sosial Bank Indonesia tahun 2019 telah memberikan bantuan berupa peralatan produksi seperti canting, kompor, wajan dan lain-lain.
Selanjutnya, pada tahun 2021 ini, Bank Indonesia memberikan bantuan rumah produksi Batik Sukapura sebagai upaya untuk mendukung pengembangan usaha Batik Sukapura sebagai salah satu kontributor pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tasikmalaya dan Jawa Barat.
“Di bidang pemasaran, kami telah mengikutsertakan Batik Sukapura dalam berbagai pameran berskala nasional seperti Karya Kreatif Indonesia (KKI), Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ) dan Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) serta Pagelaran Kreasi Priangan Timur (PKPT),” ujar dia.
Selain itu, Batik Sukapura merupakan salah satu produk UMKM yang lolos kurasi sebagai wastra nusantara yang digunakan dalam gelaran fashion show pada acara event KKJ dan PKJB.
Hal ini tentunya merupakan sebuah prestasi luar biasa yang harus terus ditingkatkan oleh seluruh pengrajin Batik Sukapura melalui proses kreativitas dan inovasi, sehingga Batik Sukapura tidak hanya menjadi juara di dalam negeri, melainkan juga akan mampu menembus pasar Internasional.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Barat Herawanto mengatakan salah satu hal yang dilakukan BI untuk mengangkat nama Batik Sukapura adalah dengan melakukan pembinaan kepada para pengrajinnya. Di antaranya menyediakaan sarana dan prasarana untuk memproduksi batik berupa rumah produksi.
“Batik Sukapura ini, tentunya memiliki potensi yang besar untuk dipasarkan. Dan ini harus diangkat, karena merupakan bagian dari harta karun perbatikan di Jawa Barat yang selama ini tersembunyi,” ucapnya.
Selain membuat rumah produksi, BI juga terus berupaya meningkatkan kapasitas para pengrajin dalam hal produksi, desain, dan penggunaan bahan ramah lingkungan. Ia ingin kembali mengangkat nama Batik Sukapura dengan mengikuti perkembangan zaman dan mengembangkan desain yang kekinian.
“Diharapkan dengan adanya rumah produksi ini, para pengrajin dapat lebih fokus membuat batik. Sekaligus, akan semakin banyak warga setempat yang ingin menjadi pengrajin batik. Untuk melestarikan Batik Sukapura ini perlu adanya regenerasi pengrajin,” kata dia.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Tasikmalaya Mohamad Zen mengatakan, kapasitas produksi Batik Sukapura saat ini masih kecil. Dalam sebulan, para pengrajin yang tergabung dalam Kelompok Batik Tulis Karuhun Gandok Jaya Mukti Sukapura ini hanya bisa memproduksi 25 hingga 30 kain batik.
“Batik Sukapura merupakan salah satu produk budaya masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya. Agar Batik Sukapura semakin dikenal banyak orang, kita rencanakan di hari khusus para ASN harus menggunakan pakaian batik,” ucapnya.
(obi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: