BRI Top! UMKM Pulih, Tancap Gas 3 Bulan Cetak Laba Rp 12,22 Triliun

BRI Top! UMKM Pulih, Tancap Gas 3 Bulan Cetak Laba Rp 12,22 Triliun

Hingga akhir kuartal I 2022 tercatat restrukturisasi kredit terdampak Covid sebesar Rp 144,27 triliun, atau telah turun sebesar Rp 103,75 triliun apabila dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi yang mencapai Rp 248,02 triliun.

BRI juga menyediakan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi risiko ke depan dengan NPL Coverage sebesar 276,0%. Angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage pada akhir Maret 2021 sebesar 231,17%.

BACA JUGA:Petugas Gabungan Mulai Disiagakan di Fly Over Rajapolah

”Alasan BRI menyiapkan pencadangan yang sangat memadai tersebut dilakukan untuk mengantisipasi risiko ketidakpastian kondisi perekonomian ke depan, karena adanya perang Rusia – Ukraina, inflasi, serta potensi kenaikan suku bunga yang akan terus dilanjutkan oleh The Fed,” urainya.

BRI juga berhasil mencatatkan kinerja positif dalam hal penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Hingga akhir Kuartal I 2022, DPK BRI Group tercatat tumbuh 7,39%. 

Dana murah (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, dimana secara year on year meningkat sebesar 15,99%.

BACA JUGA:Dahsyat Kekuatan Netizen, Zidan Kehilangan 4 Juta Subscriber, Tri Suaka Batal Manggung di Bogor

Apabila dirinci, Giro tercatat tumbuh 30,86% dan Tabungan tumbuh 10,17%. Secara umum, saat ini proporsi CASA BRI tercatat 63,63%, meningkat dibandingkan dengan CASA pada Kuartal I tahun lalu yakni sebesar 58,91%.

Kemampuan BRI untuk meningkatkan proporsi dana murah tersebut berdampak positif bagi bisnis perseroan yang semakin efisien.

”Sebagai bagian dari Transformasi Struktur Liabilitas, BRI akan terus mendorong peningkatan proporsi CASA untuk mendukung bisnis yang berkelanjutan, diantaranya melalui transaction based product and services di segmen wholesale serta penguatan fitur dan transaksi keuangan melalui BRImo,” tambah Sunarso.

BACA JUGA:Petugas Gabungan Temukan Penyimpangan Bus Saat Ramcek

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas memadai dan permodalan yang kuat. Hal ini terlihat dari LDR bank secara konsolidasian yang tercatat sebesar 86,96%, dengan CAR 24,61%.

BRI pun mampu mencatatkan rasio efisiensi yang terus membaik, dimana BOPO BRI pada akhir Maret 2022 tercatat sebesar 69,34 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan BOPO periode yang sama tahun lalu sebesar 78,41 persen.

BACA JUGA:Hujan Ikan, Tapi Warga Tak Melihat Apapun Turun dari Langit

”Menurunnya BOPO ini tak lepas dari semangat efisiensi yang dilakukan oleh BRI, diantaranya melalui keberhasilan transformasi digital, membaiknya rasio kredit bermasalah, serta semakin meningkatnya proporsi CASA atau dana murah pada tubuh perseroan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: