Cerita Dibalik Penemuan Jasad Aisyah Seperti Mumi, Pesan Dukunnya Habis Diruqiyah Jika Meninggal Nanti akan Bangun Sendiri
Reporter:
radi|
Rabu 19-05-2021,10:19 WIB
TEMANGGUNG - Penemuan jasad Aisyah, bocah berusia 7 tahun yang tinggal kerangka dan kulit, seperti mumi membuat geger warga Dusun Paponan, Desa Bejen, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Terbongkarnya penemuan jasad Aisyah itu pada lebaran lalu. Saat itu, seluruh keluarga berkumpul di rumah kakek korban, di Dusun Selingkung, Desa Congkrangan. Nah, ketika keluarga berkumpul tersebut budhe korban, Suratini, menanyakan keberadaan Aisyah kepada sang kakek.
Sang kakek pun menyatakan bahwa Aisyah sudah empat bulan ini sakit dan sudah tak pernah datang ke rumahnya. Informasi sakitnya sang cucu tersebut didasarkan dari kerterangan kedua orang tua Aisyah, dan Suwarthinah. Atas dasar itu, Suratini pun mengajak seluruh keluarga untuk menjenguk Aisyah.
Alangkah kagetnya mereka, saat mendatangi rumah Marsidi dan Suwarthinah, mendapati Aisyah sudah tidak lagi bernyawa. Bukan itu saja, jenazah bocah malang itu bahkan terbaring tinggal kerangka dan kulit, seperti mumi.
Aisyah ditemukan terbaring di tempat tidur dengan posisi terlentang di kamar. Akan tetapi, kedua orangtuanya bersikukuh bahwa Aisyah tidak meninggal.
Setelah didesak seluruh keluarga, keduanya akhirnya menceritakan ihwal kejadian yang menimpa Aisyah. Hal itu kemudian dilaporkan keluarga ke pihak kepolisian setempat.
Kejadian miris itu dibenarkan Kapolres Temanggung, AKBP Benny Setyowadi. “Minggu (16/05/2021) pukul 23.30 Polsek Bejen mendapat laporan tentang penemuan mayat di Dusun Paponan,” ungkap Benny.
Saat ini, pihaknya masih tengah menyelidiki kasus tersebut.
“Saat ini kami sudah mengamankan empat orang untuk diperiksa,” ujar Benny.
KRONOLOGIS MENINGGAL
Berdasarkan pengakuan awal kedua orang tua kepada pihak kepolisian, Aisyah sebut termasuk cukup nakal. Atas alasan tersebut, kemudian kedua orangtuanya, Marsidi (42) dan Suwarthinah (38) bermaksud 'menyembuhkan' Aisyah.
Keduanya lantas menemui Haryono (56) dan Budiono (43) yang tidak lain adalah tetangga di dusun tersebut. Sebab, Haryono dan Budiono dikenal warga sebagai dukun dan biasa menyembuhkan orang sakit.
Dari keterangan Haryono dan Budiono, nakalnya Aisyah itu disebabkan karena kerasukan sosok genderuwo. Nah, untuk 'menyembuhkan' Aisyah, harus dilakukan proses ruqyah. Akan tetapi, ruqyah yang dilakukan Haryono dan Budiono itu sangat tidak lazim.
Sebab, Aisyah diruqyah dengan cara ditenggelamkan ke dalam bak mandi. Akan tetapi, dalam proses ruqyah tersebut Aisyah akhirnya meninggal dunia. Kepada orangtua Aisyah, kedua dukun tersebut menyatakan bahwa Aisyah sedang tidak sadar.
Itu dikarenakan Aisyah masih dalam pengaruh genderuwo yang selama ini merasuki tubuh bocah perempuan tersebut. Karena itu, sang dukun berpesan agar menidurkan Aisyah di tempat tidur.
Nantinya, Aisyah akan bangun dengan sendirinya jika memang genderuwo yang merasuki Aisyah sudah benar-benar pergi. Pesan itu lantas dituruti Marsidi dan Suwarthinah dengan menidurkan anaknya di tempat tidur.
Yang cukup mencengangkan adalah, keduanya tetap membiarkan jenazah Aisyah membusuk hingga tinggal kerangka dan kulit saja. Diduga, Aisyah sudah meninggal empat bulan lalu. (pojoksatu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: