Jadi Pjs Ketua STAI, Haris Akan Mundur dari Nasdem Kota Tasik
Reporter:
syindi|
Selasa 27-04-2021,17:00 WIB
TASIK - Dr Abdul Haris MPdi saat ini dipercaya sebagai Penjabat Sementara (Pjs) Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tasikmalaya. Di sisi lain, Abdul Haris pun tercatat sebagai Ketua DPD Partai Nasdem Kota Tasikmalaya.
Ketua Harian Yayasan Pendidikan Tasikmalaya, Heri Hendriana mengatakan penunjukan Abdul Haris merupakan hasil keputusan rapat yayasan. Pasca meninggalnya Dr Bekti Bernardi, kekosongan kursi Ketua STAI harus tetap diisi. “Statusnya masih Pjs,” ujarnya kepada Radar, Senin (26/4/2021).
Disinggung soal Abdul Haris yang merupakan pengurus partai politik, diakui Heri memang hal itu tidak sesuai dengan AD/ART. Namun pihaknya sudah menerima dokumen pengunduran diri Abdul Haris dari kepengurusan Nasdem Kota Tasikmalaya. “Saya sudah terima salinan pengunduran dirinya,” tutur dia.
Meski Abdul Haris sudah mengundurAkan diri dari kepengurusan parpol, tetapi belum tentu dia akan ditetapkan menjadi ketua definitif. Pasalnya, ada mekanisme pemilihan yang harus ditempuh. ”Tidak otomatis, tetap ada proses pemilihan,” terangnya.
Untuk proses pemilihan sendiri, kata Heri, pihak yayasan belum membahas secara khusus teknisnya. Kemungkinan, prosesnya akan dimulai setelah lewat Ramadan tergantung kepada perkembangan situasi. “Karena harus menyusun panitia pemilihannya dulu,” katanya.
Terpisah, Dr Abdul Haris MPdi mengatakan bahwa sampai kemarin pihaknya masih tetap memegang jabatan Ketua DPD Nasdem Kota Tasikmalaya. Karena proses pengunduran diri tetap membutuhkan proses. “Tapi kalau pengunduran diri sudah, saya sampaikan kepada DPW Partai Nasdem,” ungkapnya.
Disinggung keputusannya untuk lebih memilih dunia akademisi ketimbang politik praktis, diakui Abdul Haris cukup berat. Karena dia mengaku mampu menjalankan kepemimpinan di dua organisasi sekaligus. “Kalau boleh memilih, saya ingin jalan keduanya,” kata dia.
Namun aturan tetaplah aturan, di mana dia harus melepaskan jabatan kepengurusan di parpol. Abdul Haris pun tidak akan kehilangan nalar politiknya meski harus konsentrasi di dunia akademisi. “Suatu saat nanti kalau ada umur bisa saja saya kembali terjun di politik praktis,” pungkasnya.
(rga)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: