Pencarian Korban Longsor Salawu Tasikmalaya Masih Terkendala Cuaca dan Medan

Bupati Tasikmalaya, Cecep Nurul Yakin saat meninjau langsung lokasi bencana longsor di Blok Cihaniwung, Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Rabu 2 Juli 2025. istimewa for radartasik.com--
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Bupati Tasikmalaya, Cecep Nurul Yakin, bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), meninjau langsung lokasi bencana longsor di Blok Cihaniwung, Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Rabu 2 Juli 2025.
Kunjungan ini dilakukan empat hari pascakejadian longsor yang menelan dua korban jiwa, yakni Acu (65) dan Amin (60), saat keduanya tengah bekerja di sawah.
Hingga hari keempat, proses pencarian oleh tim SAR gabungan masih terus dilakukan, meski menghadapi hambatan berupa medan curam dan cuaca ekstrem.
Bupati Cecep menyatakan proses evakuasi akan dimaksimalkan selama tujuh hari sesuai prosedur dari Basarnas.
BACA JUGA:Minim Antisipasi, Potensi Pohon Tumbang Ancam Warga Kota Tasikmalaya
Jika dalam waktu tersebut korban belum ditemukan, pemerintah daerah akan berdialog dengan keluarga korban untuk menentukan langkah lanjutan.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat korban bisa ditemukan. Tapi jika sampai hari ketujuh belum ada hasil, kami akan berkomunikasi dengan keluarga untuk menyampaikan berbagai kemungkinan yang ada,” ujarnya.
Bupati juga menyampaikan belasungkawa mendalam dan memastikan bahwa Pemkab Tasikmalaya akan memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban.
“Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pencarian ini. Untuk keluarga korban, saya turut berduka cita. Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya,” ucap Cecep dengan haru.
BACA JUGA:9 Pemain Diaspora Ikut TC Piala Dunia U-17 2025, Ada yang Jebolan Akademi Barcelona
Medan Curam dan Cuaca Jadi Kendala
Cecep menjelaskan bahwa medan pencarian sangat menyulitkan karena berada di lereng curam dengan akses jalan yang terbatas.
Penggunaan alat berat tidak memungkinkan, sehingga proses pencarian hanya bisa dilakukan secara manual menggunakan cangkul, pompa air, dan selang.
“Medannya terlalu curam dan jalannya sempit. Alat berat tidak bisa masuk, jadi evakuasi dilakukan secara manual, itu pun sangat terbatas,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: