Pesan Gus Baha tentang Ikhlas Sebagai Bentuk Logika Tertinggi Manusia

Pesan Gus Baha tentang Ikhlas Sebagai Bentuk Logika Tertinggi Manusia

Pesan Gus Baha tentang ikhlas sebagai bentuk logika tertinggi manusia. Foto: Tangkapan layar instagram--

"Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan darimu dan tidak pula (ucapan) terima kasih." (QS. Al-Insan: 9)

Ayat ini mengajarkan bahwa dalam berbuat kebaikan, ikhlas berarti tidak mengharapkan balasan apapun, bahkan ucapan terima kasih. 

Kebaikan dilakukan semata-mata demi mendapatkan keridhaan Allah. 

Pesan ini memberikan makna mendalam bahwa ikhlas bukanlah tindakan pasif, melainkan pilihan aktif yang rasional dan penuh kesadaran.

Nasehat Gus Baha juga mengajak kita untuk merenungkan konsep kepemilikan. 

Segala yang ada di dunia ini, mulai dari kekayaan, keluarga, hingga tubuh kita, adalah milik Allah. Hal ini tercermin dalam firman-Nya:

"Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi." (QS. Al-Jasiyah: 27)

Dengan menyadari bahwa segalanya berasal dari Allah, kita diajak untuk lebih ringan dalam berbagi dan berbuat baik. 

Tidak ada rasa kehilangan, karena apa yang kita berikan hakikatnya kembali kepada pemilik-Nya.

Ceramah Gus Baha memberikan perspektif baru tentang bagaimana ikhlas dapat membawa kita pada kehidupan yang lebih bermakna. 

Ikhlas membantu kita melepaskan beban ego, rasa memiliki yang berlebihan, dan keinginan akan pengakuan. 

Dengan ikhlas, kita tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga membangun kedamaian dalam hati.

Ikhlas bukan hanya tentang agama, tetapi juga logika. Ketika kita sadar bahwa semuanya adalah milik Allah, kita akan lebih mudah memberi tanpa pamrih dan menjalani hidup dengan lebih tulus.

Pesan Gus Baha ini mengingatkan kita bahwa keikhlasan bukanlah sesuatu yang sulit, melainkan cara berpikir yang membuat hidup kita lebih ringan dan penuh berkah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: