Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Hadirkan Inovasi Emergency Food untuk Korban Bencana Alam
Diseminasi penelitian KRUPT Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dalam inovasi emergency food, kemarin Rabu 24 Juli 2024. istimewa--
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Letak geografis Indonesia berada di titik yang rentan terhadap bencana alam. Hal tersebut dapat menyebabkan akses distribusi terhambat bahkan terblokir, karena lokasi yang rusak atau pun terhalangi.
Tentunya ini berdampak besar pada korban bencana, salah satunya kesulitan mendapatkan makanan karena jalur distribusi yang terganggu.
Guna memberikan solusi, tim penelitian Kampus Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya menghadirkan inovasi dalam hal makanan khusus korban bencana alam.
Kampus ini berhasil mengembangkan inovasi emergency food, melalui produk cream soup instant berbasis kearifan lokal untuk sasaran krisis kesehatan dan bencana.
Kehadian emergency food atau makanan darurat untuk korban bencana alam ini telah diluncurkan kemarin Rabu 24 Juli 2024.
Ketua Tim Pengembangan Functional Emergency Food Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Dr Hj Wiwit Estuti STP Msi mengatakan, produk inovasi ini adalah cream soup.
"Produk ini dibuat dengan tekstur lembut dan kandungan gizi untuk kelompok rentan. Yaitu lansia, ibu hamil, ibu menyusui dan remaja," paparnya.
"Produk ini juga mengandung antioksidan dan juga serat. Sehingga produk ini sasaran peruntukannya untuk bencana dan krisis kesehatan," sambungnya.
BACA JUGA:Tumbuh Selektif dan Prudent, BRI Cetak Laba Rp29,90 Triliun
Dia menerangkan, dari produk yang dihasilkan timnya pihaknya sempat mencoba merangkum semua rekomendasi saran dari para stakeholder di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya baik secara internal maupun eksternal.
"Di pusat juga sudah kami lakukan melalui beberapa kali audiensi dan komunikasi. Terutama ke BNPB, Pusat Krisis Kesehatan, TNI, Pusat Haji Indonesia dan beberapa rumah sakit yang ada di Indonesia," terangnya.
Dari hasil beberapa rekomendasi pada organisasi profesi, beber dia, juga menyarankan bagaimana produk ini dapat dikembangkan tanpa menambahkan air.
"Tapi bisa langsung di makan. Lalu produk yang sudah ada perlu juga ditambahkan toping tinggi protein hewani, bisa juga tinggi sayur dan buah. Pada bumbu bisa ditambahkan rasa cabai, merica dan lain-lainnya," bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: