Trotoar Alun-Alun Dadaha Kota Tasikmalaya yang Jadi Saksi Perjuangan Endang Mansur, sang Penjual Anak Ayam
Endang Mansur (52), penjual anak ayam berwarna di Pasar Kojengkang Dadaha Kota Tasikmalaya, Minggu 21 Juli 2024. ayu sabrina / radar tasikmalaya--
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Setiap hari Minggu, Endang Mansur (52) dengan setia duduk di trotoar Alun-Alun Dadaha Kota Tasikmalaya yang jadi Pasar Kojengkang, menawarkan anak ayam warna-warni kepada para pengunjung.
Mengenakan topi hitam andalannya, ia bertahan di bawah terik matahari selama delapan jam, menyeka keringat yang mengalir di alisnya sembari menawarkan dagangannya kepada anak-anak seharga lima ribu rupiah per ekor.
Endang memulai harinya sejak pukul 06.00 pagi dari rumahnya di Jalan Nagarakasih, Kecamatan Cibeureum, menggunakan sepeda motor tuanya menuju Pasar Kojengkang.
Pasar yang sudah bertahun-tahun diadakan ini menjadi satu-satunya harapan bagi Endang untuk menjajakan anak ayamnya, karena dagangan ini memerlukan keramaian yang tinggi agar laris.
BACA JUGA:Waspada Serangan DBD dan Asma saat Cuaca Dingin di Kabupaten Tasikmalaya
"Saminggon sakali ke sini (seminggu sekali ke sini, Red). Selain di sini ya keliling tapi hasilnya gak seberapa," ungkapnya kepada Radar Tasikmalaya, kemarin Minggu 21 Juli 2024.
Sehari-hari, Endang berkeliling mencari keramaian, namun sering kali hasilnya nihil. Hanya di Dadaha, ia menemukan peluang besar untuk menjual semua anak ayamnya.
Namun, penghasilan dari berjualan di 0asar Kojengkang pun tidak menentu. Jika beruntung, ia bisa pulang tanpa membawa sisa dagangan, tapi jika tidak, ia harus berpikir keras untuk membeli makanan bagi dirinya dan anak-anak ayamnya.
Kekhawatiran Endang semakin besar dengan rencana Pemerintah Kota Tasikmalaya yang akan menertibkan para pedagang dari trotoar Alun-Alun Dadaha.
BACA JUGA:Baduzzaman Pengawal Historis PKB Kota Tasikmalaya, Layak Adu Tanding di Gelanggang Pilkada 2024!
Baginya, trotoar itu adalah sumber kehidupan. Namun, ia sadar tak bisa melawan kebijakan pemerintah.
"Kalau salah dan semua harus pergi, ya saya ikut saja. Gak bisa melawan. Kenapa jualan anak ayam ini biar gampang kalau kena razia," ujarnya.
Dulu, Endang menjual sandal. Namun, karena sering was-was akan diusir, ia beralih menjual anak ayam yang lebih mudah dibawa jika harus cepat-cepat pergi.
"Dulu jualan sandal, tapi susah kalau harus kabur. Kalau ini kan tinggal diambil wadahnya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: