Angka Stunting di Kota Tasikmalaya Naik Lagi, Program Inovasi Penurunan Gagal Kah?

Angka Stunting di Kota Tasikmalaya Naik Lagi, Program Inovasi Penurunan Gagal Kah?

Ilustrasi stunting. istimewa-tangkapan layar ponsel--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Angka penderita stunting yang dalam beberapa tahun terakhir menurun di Kota Tasikmalaya kembali meningkat Tahun 2024 ini. 

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) kenaikan jumlah pengidap stunting di Kota Tasikmalaya yakni 5 persen, dimana semula di angka 22 persen, menjadi 27 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengakui kondisi tersebut. Kenaikan terjadi baik dari survei SSGI mau pun pencatatan pelaporan berbasis masyarakat (PPGM). 

"Dari survei, kita akui ada kenaikan penderita stunting," kata Uus kepada wartawan, belum lama ini 8 Mei 2024.

BACA JUGA:Gerindra-Nasdem Berkoalisi untuk Pilkada Kabupaten Tasikmalaya 2024, Sudah Punya 1 Tiket Daftar ke KPU

Dia merinci, perbedaan antara data survei PPGM dengan SSGI. PPGM sebelumnya mencatat ada di angka 10,75 persen, sekarang naik menjadi 12 persen. Kemudian dari data SSGI, semula di angka 22 persen, kini di angka 27 persen. 

Perbedaan angka tersebut, beber Uus, tidaklah menjadi masalah, yang terpenting hasil survei kenaikan ini harus disikapi secara serius. "Walau kita tahu bahwa berbagai macam intervensi sudah dilakukan," bebernya.

Sejumlah upaya untuk penurunan stunting sudah ditempuh. Termasuk program inovasi yang dilaksanakan Penjabat Wali Kota dalam mengerahkan para aparatur sudah digulirkan. 

"Tapi ternyata faktanya di lapangan, hasil terakhir sampai dengan bulan ini itu ada kenaikan kasus stunting di Kota Tasikmalaya. Sebagai pembanding, dibeberapa kabupaten/kota di Jawa Barat juga ada kenaikan kasus stunting," tegas mantan Kepala Puskesmas Purbaratu itu.

BACA JUGA:PKB Kabupaten Tasikmalaya Solid, Siap Menang di Pilkada 2024, Ini 4 Bakal Calon Bupatinya yang Diusulkan

Menurutnya, masih ada peluang untuk memaksimalkan upaya untuk menekan angka stunting dengan melakukan pendataan ulang pada bulan Agustus mendatang. 

"Nanti akan kita lihat, akan kita verifikasi lagi, apakah ini sudah sesuai dengan data faktual di lapangan atau tidak. Apapun nanti hasilnya, kita harus terus berjuang menurunkan stunting di Kota Tasikmalaya," tambahnya.

Ia menandaskan, penambahan kasus stunting baru disebabkan bayi yang baru lahir. Dimana volume tubuh mereka masuk kategori berat badan rendah. Ada juga ibunya yang memiliki penyakit penyerta, sehingga anaknya kemudian stunting. 

"Misalnya penyakit pada kehamilan apakah dia menderita diabetes ataupun menderita penyakit lainnya, sehingga berpotensi menyebabkan berat badan bayi lahir rendah," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: