Stasiun Pengisian Hidrogen Pertama di Indonesia Resmi Beroperasi, Lokasinya di Pusat Kota

Stasiun Pengisian Hidrogen Pertama di Indonesia Resmi Beroperasi, Lokasinya di Pusat Kota

PT PLN meresmikan Stasiun Pengisian Hidrogen Pertama di Indonesia.-Kementerian ESDM-

Jisman mengharapkan hidrogen sebagai salah satu kontributor transisi energi dan memiliki peran penting dalam dekarbonisasi sistem energi global dan sebagai salah satu strategi utama pemerintah dalam menjalankan peta jalan menuju netral karbon di tahun 2060.

Menurut dia, Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) besar, tersebar dan beragam. Potensi EBT mencapai 3.689 GW berpotensi digunakan dalam produksi green hydrogen sebagai cadangan atau penyimpanan energi.

BACA JUGA: Dapat 4 Kartu Kuning, Bek Persib Dilarang Bertanding, Posisinya Akan Diisi Mantan Bek Persija

Hidrogen juga dapat digunakan pada berbagai macam sektor untuk tujuan dekarbonisasi pada sektor yang sulit untuk direda seperti transportasi long distance, aviation, shipping, steel production, pemanasan industri dan manufaktur.

Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo menyatakan saat ini transportasi hijau berkembang sangat pesat. Salah satunya dalam mendukung transformasi green transportation berbasis electric vehicle (EV).

PLN mendukung transformasi green transportation berbasis EV dengan membangun sistem EV digital services dari home charging, SPKLU.

Kemudian PLN melakukan simulasi, mendukung operasionalisasi dan mendukung transformasi transportasi EV maupun fuel cell.

BACA JUGA: Xiaomi 14 Pro Cocok Untuk Anda Pecinta Fotografi dan Gaming dengan Kamera 50mp Leica Lens

Beberapa bulan lalu juga PLN telah meresmikan produksi hidrogen di muara tawar, tanjung priok dan muara karang.

Dalam selang waktu satu bulan saja, PLN memproduksi hidrogen di 21 pembangkit milik PLN dengan total produksi 199 ton per tahun dan sudah menjadi hidrogen hijau.

Tidak berhenti di situ. PLN ingin mencoba green hydrogen dari renewable energy production. Bahkan, PLN memproduksi hidrogen di PLTP Kamojang. Ada tambahan 1,43 ton per tahun. sehingga total produksi 203 ton green hydrogen per tahun dari 22 pembangkit.

”Kebutuhan hidrogen untuk pendinginan pembangkit hanya 75 ton. Artinya akan ada 128 ton green hydrogen per tahun yang dapat digunakan untuk sektor transportasi,” ujar dia.

BACA JUGA: Berapa Harga Bruno Moreira Jika Gabung Persib dari Persebaya? Tenang, Masih Dibawah Harga Marc Klok

Pemanfaatan Hidrogen Bahan Bakar

Sebelumnya pemanfaatan hidrogen sebagai bahan bakar sebelumnya dirintis PT Pertamina melalui Pertamina New & Renewable Energy. Bahkan Pertamina NRE telah melakukan ground breaking HRS di SPBU Daan Mogot, Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: