Riset UPI Tingkat Pendidikan Warga Kota Tasikmalaya Usia 25 Tahun ke Atas Memang Rendah, Solusinya Begini

Riset UPI Tingkat Pendidikan Warga Kota Tasikmalaya Usia 25 Tahun ke Atas Memang Rendah, Solusinya Begini

Hasil riset UPI Tasikmalaya menunjukkan bahwa tingkat pendidikan warga Kota Tasikmalaya rendah -radartasik.com-

Tidak hanya sekedar jadi end user atau konsumen. 

Maka keahlian atau skill warga harus naik (upskilling). Untuk yang unskill ditraining supaya memiliki keahlian.

Upaya mencapai hal tersebut menurutnya pemerintah perlu melakukan tiga hal :

BACA JUGA:5 Lingkaran Setan Akibat Tingkat Pendidikan Warga Kota Tasikmalaya Rendah, Kata Guru Besar Unsil Utamakan Ini

BACA JUGA:68 Persen Tingkat Pendidikan Warga Kota Tasikmalaya Rendah, Pak Pj Wali Kota Apa Tidak Bahaya Loh?

1. Membuka banyak lembaga kursus/ keterampilan, biayai oleh negara alias jangan dipungut biaya.

2. Memperbesar lapangan pekerjaan untuk  menampung mereka. Buat lapangan kerja yang menyerap warga secara secara massal.

3. Kembangkan jiwa wirausaha, nilai- karakter tangguh, perkuat spiritualitas agar tetap optimis dan tidak putus asa. Inilah letak khasnya Kota Tasik sebagai kota Santri dan jasa.

“Itulah beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan bagi warga yang tingkat pendidikannya masih rendah tapi sudah diluar usia sekolah,” ujar akademisi yang dikenal rendah hati ini.

BACA JUGA:Media Italia: Simone Inzaghi Membimbing Inter dengan Baik dan Tidak Memberi AS Roma Kesempatan untuk Bernapas

BACA JUGA:Jarang Diketahui! Teh Putih Bisa Cegah Penyakit Jantung, Ternyata Rahasianya Ada Pada Kandungannya

“Bagi yang usia sekolah, pastikan semua warga belajar, nol DO dan mutu kurikulum harus ditingkatkan jangan sekadar bisnis as ussual,” tegas Dr. Syarif Hidayat kepada Radartasik.com via pesan WhatsApp, Senin, 12 Februari 2024.

Mengenai tingkat pendidikan warga Kota Tasikmalaya rendah, pihaknya juga kata Dr. Syarip Hidayat melakukan riset penduduk usia di atas 25 tahun.

Cara mengukur tingkat pendidikan kata Dr. Syarif Hidayat, mengukurnya bukan dari partisipasi murni. 

“Kalau untuk  mengukur harapan lama sekolah baru dari partisipasi murni,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: