Legenda Inter Milan: Lionel Messi Memenangkan Ballon d'Or Sebuah Lelucon, Haaland Lebih Pantas Mendapatkannya
Lothar Matthäus -Tangkapan Layar Instagram @lotharmatthaus-
Dalam dua musim pertamanya di Inter Milan, Trapattoni membawa Nerazzurri finis ketiga dan kelima dan membuat langkah menuju kejayaan di masa depan dengan mendatangkan Brehme dan Matthaus dari Bayern Munchen.
Masuknya dua bintang Bundesliga tersebut mengubah penampilan Inter Milan secara keseluruhan, striker mereka Aldo Serena bahkan meraih gelar pencetak gol terbanyak dengan 22 gol yang sebagian besar tercipta melalui umpan matang yang diberikan oleh Matthaus.
Performa gemilang Lothar Matthaus yang mencetak 12 gol, menjadikan Inter Milan berhasil meraih scudetto yang ke-13 pada musim 1988-1989 dengan selisih 11 poin dari pesaing utama Napoli.
Musim 1989-90 sama mengesankannya bagi Matthäus secara individu, namun mengecewakan bagi Inter Milan yang kehilangan gelar scudetto setelah direbut oleh Napoli bersama Diego Maradona.
Yang lebih membuat frustrasi, Inter Milan tersingkir di Piala Eropa (Liga Champions saat ini) oleh Malmo di putaran pertama kompetisi dengan agregat 2-1.
Di musim berikutnya, Matthäus benar-benar tampil luar biasa dengan mencetak 23 gol dalam 46 pertandingan, dan 16 gol tercipta di Serie A.
Ia hanya kalah oleh Gianluca Vialli yang meraih Capocannoniere musim 1991-1992 bersama Sampdoria yang akhirnya memenangkan gelar scudetto musim itu.
Sampdoria bahkan memastikan gelarnya di kandang Inter Milan dengan skor 2-0 yang diwarnai oleh penalti gagal Lothar Matthaus yang berhasil diselamatkan oleh Gianluca Pagliuca.
Inter Milan saat itu harus puas berada di peringkat ketiga, namun berhasil memenangkan Piala UEFA dengan mengalahkan AS Roma 2-1 dalam dua leg.
Musim berikutnya adalah salah satu musim terburuk Inter Milan di zaman modern, dan juga menjadi musim terakhir Matthäus di Serie A.
Pelatih Giovanni Trapattoni kembali ke Juventus dan digantikan oleh Corrado Orrico, seorang pelatih yang mencoba rencana permainan bertahan yang tidak sesuai dengan gaya bermain Matthaus atau Klinsmann.
Akibatnya, dua pemenang Piala Dunia dari Jerman itu hanya mencetak 13 gol di seluruh musim, dan Inter Milan hanya mampu mencetak 28 gol.
Orrico akhirnya digantikan oleh striker legendaris Inter Milan, mendiang Luis Suárez, dan Nerazzurri mencatatkan 17 kali hasil imbang dan finis di urutan kedelapan klasemen liga.
Hasil ini menandai kepergian trio Jerman di Inter Milan saat Klinsmann pindah ke Monaco, Brehme menuju Real Zaragoza, dan Matthäus kembali ke Bayern Munchen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber